Archive for November 2015

,

Akulah Pokok Anggur_7 I Am_Seri 7


Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku (Yesus)  dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,  sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.  (Yohanes 15:5) 




Bahasan ayat 1 - 6, sebagai berikut :



  • Ayat 1: “Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya”.


1)   ‘Akulah pokok anggur yang benar’.

a)   Ini adalah kata-kata ‘I am’ yang terakhir / ketujuh dari seri 7 ‘I am’ dalam Injil Yohanes (Yohanes 6:35  8:12  10:7,9  10:11,14  11:25  14:6  15:1,5).

b)   Banyak penafsir yang mengatakan bahwa di sini Yesus membandingkan diriNya dengan Israel, yang adalah pohon anggur yang sudah rusak.

William Barclay: “Jesus calls himself the true vine. The point of that word ALETHINOS, true, real, genuine, is this. It is a curious fact that the symbol of the vine is never used in the Old Testament apart from the idea of degeneration. The point of Isaiah’s picture is that the vineyard has run wild. Jeremiah complains that the nation has turned into ‘degenerate and become a wild vine.’ It is as if Jesus said: ‘You think that because you belong to the nation of Israel you are a branch of the true vine of God. But the nation it is; a degenerate vine, as all your prophets saw. It is I who am the true vine. The fact that you are a Jew will not save you. The only thing that can save you is to have an intimate living fellowship with me, for I am the vine of God and you must be branches joined to me.’ Jesus was laying it down that not Jewish blood but faith in him was the way to God’s salvation. No external qualification can set a man right with God; only the friendship of Jesus Christ can do that” [= Yesus menyebut diriNya sendiri pokok anggur yang benar. Maksud dari kata ALETHINOS, benar, sejati, asli, adalah ini. Merupakan fakta yang aneh / mengherankan bahwa simbol pohon anggur tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Lama terpisah dari gagasan kemerosotan (moral / rohani). Tujuan penggambaran Yesaya adalah bahwa kebun anggur itu telah menjadi liar. Yeremia mengeluh karena bangsa itu telah menjadi ‘pohon anggur yang merosot dan menjadi liar’. Seakan-akan Yesus berkata: ‘Kamu mengira bahwa karena kamu termasuk bangsa Israel maka kamu adalah ranting dari pokok anggur yang benar dari Allah. Tetapi bangsa itu adalah pokok anggur yang merosot / membusuk, seperti yang dilihat oleh semua nabimu. Akulah pokok anggur yang benar. Fakta bahwa kamu adalah orang Yahudi tidak akan menyelamatkanmu. Satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanmu adalah dengan mempunyai persekutuan yang intim dengan Aku, karena Akulah pokok anggur Allah dan kamu harus menjadi ranting-ranting yang berhubungan denganKu’. Yesus sedang mengajarkan bahwa bukan darah Yahudi tetapi iman kepadaNya merupakan jalan keselamatan Allah. Tidak ada persyaratan lahiriah bisa membuat manusia benar di hadapan Allah; hanya persahabatan dengan Yesus Kristus bisa melakukan hal itu] - hal 173.

Catatan: Contoh ayat yang menunjukkan Israel sebagai tanaman anggur yang rusak adalah :
Yeremia 2:21 "Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!"  
Yesaya 5:4-7 "Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
. Kedua ayat inilah yang dibicarakan oleh Barclay di atas.


Penerapan:

Saudara mungkin bukan termasuk bangsa Yahudi / Israel, tetapi sama seperti mereka saudara juga bisa mengandalkan kebangsaan / hal-hal lahiriah. Mungkin karena saudara berasal dari bangsa / suku bangsa yang beragama kristen, atau mungkin karena seluruh keluarga saudara turun temurun adalah orang kristen. Ingat bahwa semua itu, yang hanya merupakan hal-hal lahiriah, tidak pernah dapat menyelamatkan saudara. Hanya iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang bisa menyelamatkan saudara!


Tasker (Tyndale): “Jesus’ description of Himself as the true, or ‘genuine’, vine, implies that Israel had been an imperfect foreshadowing of what was found to perfection in Himself. He is what God had called Israel to be, but what Israel in fact had never become. With Him therefore a new Israel emerges, the members of which draw their spiritual sustenance from Him alone ” (= Penggambaran Yesus tentang diriNya sendiri sebagai pokok anggur yang benar atau ‘asli / sejati’ secara tak langsung menunjukkan bahwa Israel merupakan bayangan yang tak sempurna tentang apa yang didapati secara sempurna dalam Dia sendiri. Allah memanggil Israel untuk menjadi seperti Dia, tetapi dalam faktanya Israel tidak pernah menjadi seperti Dia. Karena itu dengan Dia muncul Israel yang baru, dimana anggota-anggotanya menyerap makanan rohani dari Dia saja) - hal 174.


c)   Leon Morris (NICNT): “Jesus does not say that the church is the vine but that He is. The church is no more than the branches which are ‘in’ the vine” (= Yesus tidak mengatakan bahwa gereja adalah pokok anggur tetapi bahwa Ia adalah pokok anggur. Gereja tidak lebih dari ranting-ranting yang ada ‘dalam’ pokok anggur) - hal 668.


2) ‘Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya’.
Para pengikut Arianisme (yang dalam abad ke 20 ber-reinkarnasi sebagai Saksi Yehovah) menafsirkan dari bagian ini bahwa sama seperti pokok anggur berbeda dengan pengusaha kebun anggur, demikianlah Yesus dan Bapa berbeda dalam hal hakekat.

Pulpit Commentary: “The Arians were wrong in concluding from this a difference of essence between the Father and Son” (= Para Arianist salah dalam menyimpulkan dari sini suatu perbedaan hakekat antara Bapa dan Anak) - hal 267.
Kesalahan / kebodohan penafsiran ini muncul karena mereka menafsirkan suatu allegory dengan penafsiran yang sama sekali tidak sesuai dengan tujuan utama dari allegory. Allegory tentang pokok anggur ini penekanannya adalah persekutuan yang baik antara orang percaya dengan Yesus. Karena itu tidak seharusnya kita menggunakan bagian ini untuk membicarakan apakah Yesus dan Bapa sehakekat atau tidak.



  • Ayat 2: “Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah”.


 
1)   Ayat 2 ini menunjukkan bahwa dalam pohon anggur ini ada 2 jenis ranting, yang berbuah dan yang tidak berbuah. Yang pertama menunjuk pada orang Kristen yang sejati (seperti 11 murid yang masih tinggal), yang kedua menunjuk pada orang kristen KTP (seperti Yudas Iskariot yang sudah pergi dalam Yohanes 13:30).
Ada banyak persamaan antara kedua jenis ranting ini, seperti warnanya, bentuknya, dan daun-daunnya, tetapi dalam pandangan Allah, kedua ranting ini sangat berbeda dan bahkan bertentangan.

Perbedaannya adalah:
a)   Yang satu berbuah dan yang lain tak berbuah.
Charles Haddon Spurgeon: “positive fruit is the only test of our being in Christ. ... Remember that the judgment will not be about those things which you do not do, but about positive things” (= buah yang positif adalah satu-satunya ujian tentang keberadaan kita dalam Kristus. ... Ingatlah bahwa penghakiman nanti bukanlah tentang hal-hal yang tidak engkau lakukan, tetapi tentang hal-hal positif) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 557.
Mungkin yang dimaksud oleh Spurgeon adalah orang-orang yang mengatakan bahwa yang penting dirinya tidak melakukan hal-hal yang negatif, tidak berbuat jahat, tidak berzinah, tidak merampok, tidak menipu dsb. Semua hal negatif ini tidak cukup. Tuhan menghendaki buah yang positif, seperti menolong orang yang menderita, bekerja dengan jujur, menghormati orang tua, dan sebagainya.

b)   Nasib akhir, dimana kalau ranting yang berbuah dibersihkan supaya lebih banyak berbuah, maka ranting yang tidak berbuah dipotong, lalu dikumpulkan dan dibakar (bandingkan dengan ayat 6).


2)   ‘Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongnya’ (bandingkan dengan Matius 3:10).

a)   Charles Haddon Spurgeon: “If the branches in Christ that bear no fruit, are taken away, what must become of the Sabbath-breaker, the despisers of God, the atheists, the drunkards, the unchaste, the dishonest, the blasphemers?” (= Jika ranting-ranting dalam Kristus yang tidak berbuah dipotong / dibuang, apa yang akan terjadi pada pelanggar Sabat, penghina Allah, atheist, pemabuk, orang kotor / pelacur, orang yang tidak jujur, penghujat?) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 561.
Orang kafir / non kristen harus memikirkan kata-kata Spurgeon di atas ini. Orang kristen KTP saja tidak selamat, apalagi orang-orang tersebut!

b)   Pemotongan ini bisa dilakukan oleh Allah dengan menggunakan pencobaan, penderitaan, penyesatan, dan kematian. Selain itu masih perlu ditambahkan satu hal lagi, yaitu ‘siasat gerejani / pengucilan’. Bahwa ayat 2 ini mengatakan bahwa yang memotong adalah Allah, tidak berarti bahwa gereja tidak boleh melakukan pengucilan / siasat gerejani (Matius 18:15-17  1Korintus 5:1-13). Ingat bahwa Allah bisa saja memotong ranting yang tak berbuah itu melalui gereja (Barnes’ Notes hal 337).


3)   ‘setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah’.

a)   Hendriksen mengatakan bahwa pembersihan ranting menunjuk pada justification (= pembenaran) dan sanctification(= pengudusan).

b)   Beberapa penafsir mengatakan bahwa selain menggunakan firman (ayat 3), Tuhan juga melakukan pembersihan melalui pencobaan / penderitaan (Pulpit Commentary, hal 277), dan dengan mengambil hal-hal dalam hidup seseorang yang menghalanginya untuk berbuah lebih banyak (Barnes’ Notes, hal 338).
Contoh: Paulus diambil kesehatannya / diberi 'duri dalam daging' (2Korintus 12:7-10).

Dalam suatu buku Saat Teduh diberikan renungan tentang kata-kata dalam Yohanes 15:2b ini, yang berbunyi sebagai berikut:
“A child of God was dazed by the variety of afflictions which seemed to make her their target. Walking past a vineyard in the rich autumnal glow she noticed the untrimmed appearance and the luxuriant wealth of leaves on the vines, that the ground was given over to a tangle of weeds and grass, and that the whole place looked utterly uncared for; and as she pondered, the Heavenly Gardener whispered so precious a message that she would fain pass it on: ‘My dear child, are you wondering at the sequence of trials in your life? Behold that vineyard and learn of it. The gardener ceases to prune, to trim, to harrow, or to pluck the ripe fruit only when he expects nothing more from the vine during that season. It is left to itself, because the season of fruit is past and further effort for the present would yield no profit. Comparative uselessness is the condition of freedom from suffering. Do you then wish me to cease pruning your life? Shall I leave you alone?’ And the comforted heart cried, ‘No!’” (= Seorang anak Allah dibingungkan oleh bermacam-macam penderitaan yang kelihatannya membuatnya sebagai sasaran mereka. Pada waktu ia sedang berjalan melewati sebuah kebun anggur pada suatu musim rontok ia memperhatikan sebuah pohon anggur yang tidak dibersihkan dan banyak sekali daun-daunnya, dan bahwa tanahnya penuh dengan belukar dan rumput yang bercampur aduk, dan bahwa seluruh tempat itu kelihatannya sama sekali tidak diurus; dan pada waktu ia merenungkan hal itu, Sang Tukang Kebun Surgawi membisikkan suatu pesan yang berharga yang dengan senang hati ia sampaikan / ceritakan: ‘Anakku yang kekasih, apakah engkau bertanya-tanya tentang rentetan percobaan / ujian dalam hidupmu? Lihatlah kebun anggur itu dan belajarlah dari sana. Sang tukang kebun berhenti untuk membersihkan / memangkas pohon, menggaru tanah, atau memetik buah yang matang hanya pada saat ia tidak mengharapkan apa-apa lagi dari pohon anggur itu selama musim itu. Pohon anggur itu dibiarkan sendirian, karena musim berbuah sudah lewat dan usaha lebih lanjut pada saat itu tidak akan menghasilkan keuntungan / hasil. Ketidakbergunaan sebanding dengan kebebasan dari penderitaan. Lalu apakah engkau menginginkan Aku berhenti untuk membersihkan / memangkas hidupmu? Akankah Aku meninggalkan kamu sendirian?’ Dan hati yang telah dihiburkan itu berteriak: ‘Tidak!’) - ‘Streams in the Desert’, vol 1, February 19.



  • Ayat 3: “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu”.

1)   ‘Kamu memang sudah bersih’.

Dalam Yohanes 13:10-11 Yesus juga mengatakan ‘kamu sudah bersih’tetapi pada saat itu Ia menambahkan ‘hanya tidak semua’, karena pada saat itu Yudas Iskariot masih ada (Yudas baru meninggalkan grup Yesus pada Yohanes 13:30). 

Tetapi dalam Yohanes 15 ini, Yudas sudah tidak ada sehingga Yesus hanya berkata ‘Kamu memang sudah bersih’ tanpa perkecualian. Jelas bahwa Yudas Iskariot memang adalah orang kristen KTP, sekalipun ia adalah seorang rasul. Karena itu, kalau berdasarkan murtadnya dan binasanya Yudas Iskariot, ada orang yang mengatakan bahwa orang Kristen yang sejati bisa murtad dan keselamatan bisa hilang, ia pasti sangat bodoh! Yudas Iskariot tidak kehilangan keselamatan, karena ia tidak pernah mempunyainya!


2)   ‘karena firman yang telah Kukatakan kepadamu’.

Bahwa di sini Yesus mengatakan bahwa para murid sudah bersih karena firman, menunjukkan betapa pentingnya firman dalam hidup kita. Karena itu kita harus dengan rajin dan tekun mencari / belajar Firman Tuhan.



  • Ayat 4-5: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.


1)   ‘Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu’ (ayat 4a).

a)   Ada 2 penafsiran tentang bagian ini: 
·        Tinggallah di dalam Aku, dan / maka Aku akan tinggal di dalam kamu.
Jadi, hanya potongan pertama yang merupakan perintah, sedangkan potongan kedua akan menjadi akibat dari ketaatan pada perintah itu.

·        Tinggallah di dalam Aku, dan usahakanlah supaya Aku tinggal di dalam kamu.
Jadi, baik potongan pertama maupun potongan kedua merupakan perintah.

b)   Leon Morris (NICNT): “The two ‘abidings’ cannot be separated, and ‘abiding’ is the necessary prerequisite of fruitfulness” (= Dua ‘tinggal’ itu tidak bisa dipisahkan, dan ‘tinggal’ merupakan syarat mutlak untuk bisa berbuah) - hal 670.


2)   ‘Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’(ayat 4b-5).

Calvin maupun William Hendriksen menggunakan bagian ini untuk mengajarkan doktrin Total Depravity (= Kebejatan Total) / Total Inability (= Ketidakmampuan Total).

Calvin: “we are, by nature, barren and dry, except in so far as we have been ingrafted into Christ, and draw from him a power which is new, and which does not proceed from ourselves” (= secara alamiah kita adalah tandus dan kering, kecuali kalau kita dicangkokkan ke dalam Kristus, dan menarik dari Dia suatu kekuatan yang baru, yang tidak keluar dari diri kita sendiri) - hal 106.

Calvin: “we have no power of doing good but what comes from himself” (= kita tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan kebaikan kecuali apa yang datang dari Dia sendiri) - hal 107.

Calvin: “the nature of man is unfruitful and destitute of everything good; because no man has the nature of a vine, till he be implanted in him” (= manusia secara alamiah tidak berbuah dan tak mempunyai apapun yang baik; karena tidak ada manusia yang mempunyai sifat dari pokok anggur, sampai ia ditanamkan di dalam Dia) - hal 107.

Calvin: “So long as we are separate from him, we bear no fruit that is good and acceptable to God, for we are unable to do anything good” (= Selama kita terpisah dari Dia, kita tidak mengeluarkan buah yang baik dan memperkenan Allah, karena kita tidak bisa melakukan apapun yang baik) - hal 109.

William Hendriksen: “those who are out of relation to Christ can do literally nothing, ... That holds not only for the drunkard, the thief, the murderer, the immoral person, but also for the poet, the scientist, and the philosophers who has not embraced Christ with a living faith. He can render no work that is acceptable before God. ... The passage certainly teaches the inability of man to do that which is good in the sight of God. ... Pelagianism and semi-Pelagianism of every description stands condemned here!” (= mereka yang tidak mempunyai hubungan dengan Kristus secara hurufiah tidak bisa berbuat apa-apa, ... Ini berlaku bukan hanya untuk para pemabuk, pencuri, pembunuh, orang yang tidak bermoral, tetapi juga untuk penyair, ilmuwan, dan ahli filsafat yang tidak memeluk Kristus dengan iman yang hidup. Ia tidak bisa melakukan pekerjaan apapun yang bisa diterima di hadapan Allah. ... Text ini dengan pasti mengajarkan ketidakmampuan manusia untuk melakukan apa yang baik dalam pandangan Allah. ... Pelagianisme dan Semi-Pelagianisme dikecam di sini!) - hal 300.

Catatan: Arminianisme termasuk Semi-Pelagianisme.

Penerapan:
Kalau saudara menganggap diri saudara sebagai orang baik-baik, tetapi saudara bukan orang yang beriman kepada Kristus, maka renungkan kata-kata Hendriksen ini! Bagaimanapun baiknya kehidupan saudara, itu tetap tidak bisa memperkenan Allah. Semua orang, termasuk saudara, membutuhkan Kristus sebagai Juruselamat!


3)   Ayat 4-5 ini menunjukkan betapa mutlaknya Kristus / persekutuan dengan Kristus dalam hidup orang Kristen.
Charles Haddon Spurgeon: “Dear friends, beware of a Christless Christianity. Beware of trying to be Christians without living daily upon Christ. The branch may just as well try to bear fruit apart from the vine as for you to hope to maintain the reality of Christian life without continual fellowship with the Lord Jesus Christ” (= Teman-teman yang kekasih, waspadalah terhadap kekristenan tanpa Kristus. Waspadalah terhadap usaha untuk menjadi orang Kristen tanpa setiap hari hidup dengan Kristus. Ranting bisa mencoba untuk mengeluarkan buah terpisah dari pokok anggur seperti engkau berharap untuk menjaga realita hidup Kristen tanpa persekutuan yang terus menerus dengan Tuhan Yesus Kristus) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 14, hal 482.

Penerapan:
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan orang kristen hidup tanpa Kristus, seperti kesibukan duniawi (belajar, bekerja, mengurus keluarga / anak, dsb), atau penderitaan, yang membuat kita kecewa sehingga menjauh dari Kristus. Kalau saudara adalah orang seperti ini, kembalilah kepada Dia, dan perbaikilah kehidupan doa / saat teduh saudara, karena tanpa itu, kehidupan saudara tidak akan berbuah!



  • Ayat 6: “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar”.   



    1)   Pemotongan ranting yang tidak berbuah / ranting yang tidak tinggal dalam pokok anggur dalam ayat 2 maupun ayat 6, tidak menunjukkan bahwa orang Kristen bisa kehilangan keselamatan. Mengapa? Karena ranting yang tidak berbuah / ranting yang tidak tinggal dalam pokok anggur ini, hanya menunjuk kepada orang kristen KTP yang tidak pernah / belum pernah diselamatkan. 
    William Hendriksen: “In no sense whatever do such passages as 15:2 and 15:6 suggest that there is a falling away from grace, as if those who were once actually saved finally perish. This allegory plainly teaches that the branches which are taken away and burned represent people who never once bore fruit, not even when they were ‘in’ Christ. Hence, they never were true believers; and for them the in-the-vine relationship, though close, was merely outward. ... The true believers of chapter 15 are represented by those branches which, abiding forever in the vine, bear fruit, more fruit, much fruit. They never perish!” (= Text seperti 15:2 dan 15:6 tidak berarti bahwa ada kemurtadan / kehilangan keselamatan, seakan-akan mereka yang pernah betul-betul diselamatkan akhirnya binasa. Allegory ini mengajar dengan jelas bahwa ranting-ranting yang dipotong dan dibakar menggambarkan orang-orang yang tidak pernah mengeluarkan buah, dan bahkan tidak berbuah pada saat mereka ada ‘dalam’ Kristus. Jadi mereka tidak pernah menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh; dan bagi mereka hubungan dalam pokok anggur, sekalipun dekat, hanyalah bersifat lahiriah semata-mata. ... Orang-orang percaya yang sungguh-sungguh dari pasal 15 digambarkan oleh ranting-ranting yang tinggal selama-lamanya dalam pokok anggur, berbuah makin lama makin banyak. Mereka tidak pernah binasa!) - hal 296.


    2)   ‘dikumpulkan orang.
    Kata ‘orang’ seharusnya tidak ada. Jadi seharusnya hanya ‘dikumpulkan’, bukan ‘dikumpulkan orang’. Memang yang akan mengumpulkan nanti bukanlah orang tetapi malaikat (Matius 13:41,49-50).


    3)   ‘dicampakkan ke dalam api lalu dibakar’.
    Tentang ‘api’dalam ayat 6 ini ada yang menafsirkan sebagai ‘api neraka’, tetapi ada juga yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ‘api ujian / pencobaan’ dalam hidup di dunia ini. Tetapi dari kata ‘dikumpulkan’, rasanya pandangan pertama yang benar (bandingkan dengan Matius 13:30,40-42).



    Sumber : Golgotha Ministry, Eksposisi Injil Yohanes oleh Pdt. Budi Asali, M.Div.

     

    ,

    Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup_7 I Am_Seri 6



    Kata Yesus kepadanya:  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. 
    Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,  kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)


    Ayat 6:


    1)   Ini adalah kalimat ke 6 menggunakan ‘I AM’.


    2)   ‘Akulah jalan ... Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’.

    a)   Kata-kata ‘Akulah jalan’ menyebabkan Kekristenan sering disebut dengan istilah ‘jalan’ dalam Kitab Kisah Para Rasul (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 9:2  19:9,23  24:14,22). Bandingkan juga dengan Ibrani 10:20 - “karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri”.

    b)   William Hendriksen: " 'I am the way.’ Jesus does not merely show the way; he is himself the way. It is true that he teaches the way (Mark 12:14; Luke 20:21), guides us in the way (Luke 1:79), and has dedicated for us a new and living way (Hebrew 10:20); but all this is possible only because he is himself the way” [= ‘Aku adalah jalan’. Yesus tidak semata-mata menunjukkan jalan itu; Ia sendiri adalah jalan itu. Adalah benar bahwa Ia mengajarkan jalan itu (Markus 12:14; Lukas 20:21), memimpin kita di dalam jalan itu (Lukas 1:79), dan telah memberikan kita jalan yang baru dan hidup (Ibrani 10:20); tetapi semua ini memungkinkan hanya karena Ia sendiri adalah jalan itu] - hal 267.

    Dalam hal ini Yesus berbeda dengan semua pendiri agama lain. Mereka paling-paling hanya bisa menunjukkan jalan, tetapi mereka tidak pernah mengatakan: ‘Akulah jalan’.
    Dan pada waktu mereka menunjukkan jalan, kita perlu mengingat kata-kata Kitab Suci: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Amsal 14:12).

    c)   Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.



    Yohanes 14:6 ini hanya mempunyai 3 kemungkinan:

    1. Kitab Sucinya salah. Yesus sebetulnya tidak pernah mengucapkan kata-kata ini.
    2. Kitab Sucinya benar. Yesus memang mengucapkan kata-kata ini, tetapi pada saat Yesus mengucapkan kata-kata ini, Ia tidak mengucapkan kebenaran. Dengan kata lain Yesus berdusta!
    3. Kitab Sucinya benar dan Yesusnya tidak berdusta. Jadi Ia memang adalah satu-satunya jalan ke surga.

    Kalau saudara menerima salah satu dari 2 kemungkinan pertama, maka saudara seharusnya berhenti jadi orang Kristen. Adalah kegilaan kalau seseorang tetap menjadi orang Kristen padahal ia percaya Kitab Sucinya salah atau Yesusnya berdusta! 
    Kalau saudara menolak 2 kemungkinan pertama itu, maka hanya kemungkinan terakhirlah yang menjadi pilihan saudara! Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga!

    Ayat ini jelas menentang:
    a.   Universalisme, yaitu pandangan yang mengatakan bahwa pada akhirnya semua orang akan masuk surga.
    b.   Pandangan yang mengatakan bahwa orang yang beragama lain tetap bisa masuk surga sekalipun tidak percaya kepada Yesus.


    Berdasarkan ayat ini kita harus menyimpulkan bahwa bagaimanapun baiknya hidup seseorang, dan agama apapun yang ia anut, kalau ia tidak mempunyai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka ia tetap akan pergi ke neraka. Mengapa? Karena ia tetap adalah orang berdosa, sehingga tanpa Penebus / Juruselamat dosa maka ia harus membayar sendiri hutang dosanya di dalam neraka.

    Beberapa komentar tentang Yesus sebagai satu-satunya jalan: 
    ·        Barnes’ Notes: “To come to the Father is to obtain his favour, to have access to his throne by prayer, and finally to enter his kingdom. No man can obtain any of these except by the merits of the Lord Jesus Christ. By coming by him is meant coming in his name, and depending on his merits. ... We are sinful, and it is only by his merits that we can be pardoned. ... God has appointed him as the Mediator, and has ordained that all blessings shall descend to this world through him” (= Datang kepada Bapa adalah mendapatkan perkenanNya, mendapatkan jalan masuk ke tahtaNya melalui doa, dan akhirnya memasuki kerajaanNya. Tidak seorangpun bisa mendapatkan hal-hal ini kecuali oleh jasa Tuhan Yesus Kristus. Yang dimaksud dengan datang melaluiNya adalah datang dalam namaNya, dan bergantung / bersandar pada jasaNya. ... Kita adalah orang berdosa dan hanya oleh jasaNya kita bisa diampuni. ... Allah telah menetapkanNya sebagai Pengantara, dan telah menentukan bahwa semua berkat akan turun kepada dunia ini melalui Dia) - hal 333.

    Catatan: Jelas bahwa yang ditekankan dalam Yohanes 14:6 ini adalah persoalan masuk surga, karena kontex (ayat 2-4) membicarakan rumah Bapa / surga. Jadi bagian secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 4:12 ; 1Yohanes 5:11-12). Siapapun yang menafsirkan bahwa bagian ini tidak menunjukkan bahwa orang beragama lain tidak bisa masuk surga, adalah orang kurang ajar / nabi palsu, yang telah memutar-balikkan Kitab Suci (bandingkan dengan 2Petrus 3:16). Contoh: orang-orang Liberal mengatakan bahwa Yohanes 14:6 ini hanya berlaku untuk orang kristen. Ini membuat kata-kata Yesus ini menjadi tidak ada artinya / kehilangan maknanya sama sekali. Apa gunanya kata-kataNya ini kalau itu hanya berlaku untuk orang kristen
    Tetapi sekalipun penekanan Yohanes 14:6 ini adalah dalam persoalan masuk surga, jelas bahwa:
    • kita bisa berkenan pada Bapa, juga hanya kalau kita menerima jasa penebusan Yesus melalui iman (Yohanes 3:36 ; Ibrani 11:6).
    • pada waktu kita berdoa, Yesus juga adalah satu-satunya jalan / pengantara kepada Bapa. Karena itulah kita berdoa ‘dalam nama Yesus’ (Yohanes 14:13-14  Yohanes 16:23-24  bandingkan dengan Ibrani 10:19-22).
    ·        Calvin: “men contrive for themselves true labyrinth, whenever, after having forsaken Christ, they attempt to come to God. ... Wherefore all theology, when separated from Christ, is not only vain and confused, but is also mad, deceitful, and spurious” (= manusia mengusahakan / membuat bagi diri mereka sendiri suatu susunan yang membingungkan, pada waktu, setelah meninggalkan Kristus, mereka berusaha untuk datang kepada Allah. ... Karena itu semua theologia, pada waktu dipisahkan dari Kristus, bukan hanya sia-sia dan kacau, tetapi juga gila, bersifat penipu, dan palsu) - hal 85. 
    Calvin: “it is a foolish and pernicious curiosity, when men, not satisfied with him, attempt to go to God by indirect and crooked path” (= merupakan keingintahuan yang bodoh dan jahat, pada waktu manusia, tidak puas dengan Dia, berusaha untuk pergi kepada Allah melalui jalan yang tidak langsung dan bengkok / berliku-liku) - hal 86.

    ·        Charles Haddon Spurgeon: “There is no getting to God except through Christ. Those who say that we can go to heaven without a Mediator know not what they say, or say what they know to be false. There can be no acceptable approach to the Father except by Jesus Christ the Son” (= Tidak ada yang sampai kepada Allah kecuali melalui Kristus. Mereka yang berkata bahwa kita dapat pergi ke surga tanpa seorang Pengantara tidak tahu apa yang mereka katakan, atau mengatakan apa yang mereka tahu sebagai sesuatu yang salah. Tidak ada tindakan mendekat kepada Bapa yang bisa diterima kecuali oleh Yesus Kristus sang Anak) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 8, hal 67.

    ·        Pulpit Commentary: “Those who want to be with Jesus hereafter must be with him here. And those who want to be with the Father hereafter, having knowledge of him, and receiving of his fulness, can only gain this through Jesus. There is no other name given whereby men are to be saved” (= Mereka yang ingin bersama dengan Yesus di alam baka harus bersama dengan Dia di sini. Dan mereka yang ingin bersama dengan Bapa di alam baka, mengenal Dia dan menerima kepenuhanNya, hanya bisa men-dapatkan ini melalui Yesus. Tidak ada nama lain yang diberikan dengan mana manusia bisa diselamatkan) - hal 261.

    ·        A. T. Robertson: “There is no use for the Christian to wince at these words of Jesus. If he is really the Incarnate Son of God (1:1,14,18), they are necessarily true” [= Tidak ada gunanya bagi orang Kristen untuk berbalik / mundur pada kata-kata Yesus ini. Jika Ia betul-betul adalah Anak Allah yang berinkarnasi (1:1,14,18), kata-kataNya itu pasti benar] - hal 250.

    ·        F. F. Bruce: “he is himself the way to the Father. He is, in fact, the only way by which men and women may come to the Father; there is no other way. If this seems offensively exclusive, let it he borne in mind that the one who makes this claim is the incarnate Word, the revealer of the Father” (= Ia sendiri adalah jalan kepada Bapa. Dalam faktanya Ia adalah satu-satunya jalan dengan mana orang laki-laki dan perempuan bisa datang kepada Bapa; tidak ada jalan yang lain. Jika ini kelihatannya bersifat exklusif dan menghina, baiklah dicamkan bahwa yang membuat pernyataan ini adalah Firman yang berinkarnasi, yang menyatakan Bapa) - hal 298.


    d)   Karena ayat ini mengajarkan Kristus sebagai satu-satunya jalan ke surga, maka konsekwensinya adalah: orang Kristen harus memberitakan Injil, supaya orang-orang di sekitarnya bisa percaya kepada Yesus dan diselamatkan (bandingkan dengan Roma 10:13-15).


    3)   ‘Akulah ... kebenaran’.

    a)   Yesus adalah kebenaran.
    Pulpit Commentary: “it is observable that Jesus does not say, ‘I teach the truth;’ he says, ‘I am the Truth.’” (= perlu diperhatikan bahwa Yesus tidak berkata: ‘Aku mengajarkan kebenaran’; Ia berkata: ‘Aku adalah kebenaran’) - hal 239.

    Catatan: Yesus memang pernah berkata: Aku mengatakan kebenaran (Yohanes 8:40,45,46). Tetapi perlu diingat bahwa Ia bukan hanya mengatakan kebenaran, tetapi Ia sendiri adalah kebenaran.
    Ini sama seperti Roh Kudus, yang sekalipun dikatakan menginsyafkan dunia akan kebenaran (Yohanes 16:8), memimpin orang ke dalam kebenaran (Yohanes 16:13), tetapi juga disebut sebagai Roh Kebenaran (Yohanes 14:17  15:26  16:13).

    b)   Bahwa Yesus adalah kebenaran, menjamin bahwa kata-kataNya yang menyatakan diriNya sebagai satu-satunya jalan ke surga, adalah benar!


    4)   ‘Akulah ... hidup’.
    Pulpit Commentary: “if we truly have Jesus, whatever we may lack, we shall not lack life” (= jika kita betul-betul mempunyai Yesus, dalam hal apapun kita kekurangan, kita tidak akan kekurangan hidup / kehidupan) - hal 261.


    5)   ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’.

    a)   Kata-kata ini kelihatannya menggelikan / merupakan kebodohan. Mengapa?
    Leon Morris (NICNT): “‘I am the Way’, said One who would shortly hang impotent on the cross. ‘I am the Truth’, when the lies of evil men were about to enjoy a spectacular triumph. ‘I am the Life’, when within a few hours His corpse would be placed in a tomb” (= ‘Akulah jalan’, kata Orang yang sebentar lagi tergantung tak berdaya pada salib. ‘Akulah kebenaran’, pada waktu dusta orang-orang jahat akan menikmati kemenangan yang spektakuler. ‘Akulah hidup’, pada saat dalam beberapa jam lagi mayatNya akan diletakkan dalam sebuah kubur) - hal 641.
    Memang Injil adalah ‘kebodohan’, tetapi “Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil” (1Korintus 1:21b)!


    b)   Kata-kata ini harus kita tanggapi



    Ada kata-kata indah yang berbunyi sebagai berikut:
    You call Me the way but you do not follow Me, (= Engkau menyebutKu jalan tetapi engkau tidak mengikutKu,)
    You call Me the light but you do not see Me, (= Engkau menyebutKu terang tetapi engkau tidak melihatKu,)
    You call Me the teacher but you do not listen to Me, (= Engkau menyebutKu guru tetapi engkau tidak mendengarkanKu,)
    You call Me the Lord but you do not serve Me, (= Engkau menyebutKu Tuhan tetapi engkau tidak melayaniKu,)
    You call Me the truth but you do not believe in Me, (= Engkau menyebutKu kebenaran tetapi engkau tidak percaya kepadaKu,)
    Do not be surprised if one day I don’t know you. (= Janganlah terkejut jika suatu hari Aku tidak mengenal kamu.)




    Sumber : Golgotha Ministry, Eksposisi Injil Yohanes oleh Pdt. Budi Asali, M.Div.