Archive for Agustus 2015

,

Firman Itu Telah Menjadi Manusia_Yohanes 1:14







"Apa artinya bahwa Firman telah menjadi manusia (Yohanes 1:14)?"

 
Kata Firman digunakan dengan cara-cara yang berbeda di dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Baru, ada dua kata Yunani yang diterjemahkan "firman": rhema dan logos. Kedua kata Yunani ini memiliki arti yang sedikit berbeda. Rhema biasanya berarti "firman yang diucapkan" Contohnya, dalam Lukas 1:38, ketika malaikat memberitahu Maria bahwa dia akan menjadi ibu dari Putra Allah, Maria menjawab, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan[rhema]mu itu."

Logo
s, memiliki arti yang lebih luas dan lebih filosofis. Kata logos adalah istilah yang digunakan dalam Yohanes 1. Biasanya menyiratkan keseluruhan pesan, dan digunakan terutama untuk menyatakan pesan Tuhan kepada umat manusia. Misalnya, Lukas 4:32 mengatakan bahwa, ketika Yesus mengajar orang-orang, "Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan[logos]-Nya penuh kuasa." Orang-orang kagum bukan hanya pada kata-kata tertentu yang Yesus ucapkan tetapi kagum pada seluruh perkataan-Nya.

 


"Firman" (Logos) dalam Yohanes 1 mengacu pada Yesus. Yesus adalah seluruh Pesan - segala sesuatu yang Tuhan ingin nyatakan kepada manusia
Pasal pertama dari kitab Yohanes menyatakan kepada kita secara sekilas hubungan Bapa / Anak sebelum Yesus datang ke bumi dalam bentuk manusia. Dia telah ada bersama Bapa (“Firman itu bersama-sama dengan Allah” ayat 1), ia terlibat dalam penciptaan segala sesuatu (“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” ayat 3), dan Dia adalah "terang seluruh umat manusia" (“Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.”ayat 4). Firman (Yesus) adalah perwujudan penuh Tuhan (“Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” Kolose 1:19; “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” Kolose 2:9; “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” Yohanes 14: 9-10). Namun karena Allah Bapa adalah Roh. Dia tidak terlihat oleh mata manusia. Maka pesan kasih dan penebusan yang dinyatakan Tuhan melalui para nabiNya telah diabaikan selama berabad-abad (Yehezkiel 22:26; Matius 23:37). Manusia dengan mudah mengabaikan pesan dari Tuhan yang tidak kelihatan dan terus menerus melakukan dosa-dosa dan pemberontakan mereka. Jadi ‘Firman’ yang menjadi manusia, telah mengambil bentuk manusia, dan telah datang untuk tinggal di antara manusia (Matius 1:23; Roma 8: 3; Filipi 2: 5-11).

 
Orang Yunani menggunakan kata logosuntuk menunjuk pada "pikiran","pengertian" atau "kebijaksanaan" seseorang. Yohanes menggunakan konsep Yunani ini untuk menunjukkan fakta bahwa Yesus, Pribadi Kedua dari Tritunggal, adalah pernyataan diri Allah bagi dunia. Dalam Perjanjian Lama, firman Allah menjadikan alam semesta dari tidak ada menjadi ada (Mazmur 33: 6) dan firman Allah menyelamatkan yang membutuhkan (Mazmur 107: 20). Dalam pasal 1 ini,  Yohanes mengajak baik orang-orang Yahudi dan maupun orang-orang non Yahudi untuk menerima Yesus Kristus yang kekal.

 
Yesus mengatakan sebuah perumpamaan dalam Lukas 20: 9-16 untuk menjelaskan mengapa Firman harus menjadi manusia. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak:  
"Seorang membuka kebun anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu, supaya mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya. Tetapi penggarap-penggarap itu memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan tangan hampa. Sesudah itu ia menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. Selanjutnya ia menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu dilemparkan ke luar kebun itu.
Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan menyuruh anakku yang kekasih; tentu ia mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain."
Dalam perumpamaan ini, Yesus mengingatkan para pemimpin Yahudi bahwa mereka telah menolak para nabi dan sekarang menolak Anak Allah. Logos, Firman Tuhan, sekarang akan ditawarkan kepada semua orang, bukan hanya kepada orang-orang Yahudi (Yohanes 10:16; Galatia 2:28; Kolose 3:11). Karena Firman itu telah menjadi manusia, kita memiliki Imam yang mampu berempati dengan kelemahan kita, yang telah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita-namun Dia tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15).
Sumber : GotQuestions.org
 

,

Yesus adalah Firman Allah_Yohanes 1:1




"Apa maksud pernyataan Yesus adalah Firman Allah dalam Yohanes 1:1 ?"
 

Jawaban atas pertanyaan ini dapat kita temukan dengan pertama-tama memahami alasan mengapa Yohanes menulis kitab Injilnya. Tujuan penulisannya jelas dinyatakan dalam Yohanes 20:30-31 "Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Setelah kita memahami bahwa tujuan Yohanes adalah:  (1) untuk memperkenalkan Yesus Kristus kepada para pembaca kitab Injilnya, (2) membangun pengertian tentang Siapa Yesus sebenarnya (yaitu Allah dalam daging/tubuh manusia) dan (3) apa yang telah Dia lakukan, semua dengan satu tujuan yaitu memimpin mereka agar memegang teguh karya penyelamatan yang telah dilakukan Kristus dalam iman; maka kita akan dapat lebih memahami mengapa Yohanes memperkenalkan Yesus sebagai "Firman" dalam kitab Injil Yohanes 1: 1.


Dengan memulai Injil yang menyatakan, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Yohanes memperkenalkan Yesus dengan kata atau istilah yang tentunya sudah tidak asing bagi pembaca bangsa Yahudi dan bangsa non-Yahudi. 
Kata Yunani yang diterjemahkan "Firman" dalam bagian ini adalah Logos, dan hal itu biasa dalam filsafat bahasa Yunani dan pemikiran Yahudi pada waktu itu. Misalnya, dalam Perjanjian Lama "firman" Allah sering dipersonifikasikan sebagai alat untuk pelaksanaan kehendak Allah (Mazmur 33: 6; 107: 20; 119: 89; 147: 15-18). Jadi, bagi pembaca Yahudi, dengan memperkenalkan Yesus sebagai "Firman," Yohanes menunjuk kembali kepada pengertian mereka dalam Perjanjian Lama dimana kata “Logos” atau “Firman” Allah biasa dikaitkan dengan personifikasi atas wahyu Allah. 
Dan dalam filsafat Yunani, istilah Logos digunakan untuk menggambarkan suatu agen perantara melalui mana Tuhan menciptakan hal-hal materi dan berkomunikasi dengan mereka. Dalam sudut pandang Yunani, Logos itu dianggap sebagai jembatan antara Allah yang transenden/menginspirasi dan alam semesta yang materi. Oleh karena itu, bagi para pembaca Yunaninya penggunaan istilah Logos akan cenderung melahirkan gagasan prinsip mediasi/perantara antara Allah dan dunia.

 

Jadi, pada dasarnya, apa yang Yohanes lakukan dengan memperkenalkan Yesus sebagai Logos adalah menggambarkan dengan memakai kata dan konsep yang telah dikenal baik oleh bangsa Yahudi dan maupun bangsa non Yahudi pada zaman itu, dan menggunakannya  sebagai titik awal dari mana Yohanes memperkenalkan mereka kepada Yesus Kristus.

Tetapi kata Logos yang dipakai Yohanes ini melampaui konsep akrab yang dikenal pembaca Yahudi dan non Yahudi dan menyajikan Yesus Kristus bukan hanya sekedar sebagai prinsip mediasi/perantara biasa sebagaimana anggapan bangsa Yunani, tetapi sebagai makhluk berpribadi, sepenuhnya ilahi, belum sepenuhnya manusia. Juga, Kristus bukan hanya personifikasi wahyu Allah sebagaimana anggapan bangsa Yahudi, melainkan bahwa Kristus adalah sungguh-sungguh wahyu Allah yang sempurna dari diri-Nya didalam daging/tubuh manusia, begitu pentingnya hal ini hingga Yohanes merekam kata-kata Yesus sendiri kepada Filipus: Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes 14: 9)


Dengan menggunakan istilah Logos atau "Firman" dalam Yohanes 1: 1, Yohanes memperkuat dan menerapkan konsep yang akrab bagi pembacanya dan menggunakan itu untuk memperkenalkan Logos yang sejati dari Allah di dalam Yesus Kristus kepada para pembacanya, Firman Allah yang hidup , sepenuhnya Allah dan belum sepenuhnya manusia, yang datang untuk menyatakan Allah kepada manusia dan menebus semua orang yang percaya kepada-Nya dari dosa mereka.



Sumber : GotQuestions.org

 

,

Yesus Kristus adalah Adam Kedua








Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, "Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia (Kristus) yang berasal dari sorga. Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. "(1 Korintus 15: 45-49).


Apa artinya bahwa Yesus adalah Adam kedua?




Paulus di sini menunjukkan perbedaan antara dua jenis tubuh, yaitu, jasmaniah/alamiah/duniawi dan rohaniah. Kejadian 2: 7 berbicara tentang manusia pertama, Adam, menjadi orang yang hidup. Adam terbuat dari debu tanah dan diberi nafas kehidupan dari Allah. Maka setiap manusia, sejak Adam,berbagi karakteristik yang samadengan Adam. Namun, Adam terakhir atau "Adam kedua-yaitu Kristus,adalah Roh yang memberi hidup. Sama seperti Adam adalah yang pertama dari umat manusia di dunia, maka Kristus adalah yang pertama dari orang-orang yang akan dibangkitkan dari kematian kepada kehidupan yang kekal di Surga. Karena Kristus bangkit dari antara orang mati, Dia adalah "Roh yang memberi hidup" yang masuk kedalam suatu bentuk baru dari eksistensi/keadaan. Dia adalah sumber kehidupan rohani yang akan menghasilkan kebangkitan orang-orang percaya. Tubuh manusia Kristus yang baru dan yang telah dimuliakan (tubuh kebangkitan) itu sesuai/cocok untuk kehidupanNya yang mulia di alam rohaniah, sebagaimana halnya tubuh alamiah manusia Adam sesuai/cocok untuk kehidupan manusiawinya di dunia. Ketika orang-orang percaya dibangkitkan, Allah akan memberi mereka tubuh baru  yang telah diubahkan (tubuh kebangkitan) yang bersifat abadi agar sesuai/cocok untuk kehidupan kekal di Surga.

Paulus mengatakan dalam ayat 46 bahwa "Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah." Manusia memiliki kehidupan alamiah dulu; yaitu, mereka lahir ke bumi ini dan tinggal di bumi. H
anya dengan hidup di bumi (dunia) ini kemudian manusia mendapatkan kehidupan spiritual/rohaniah. Paulus mengatakan kepada kita bahwa manusia jasmani, Adam, datang pertama di bumi ini dan terbuat dari debu tanah. Meskipun Kristus telah ada dari kekekalan karena Dia adalah Allah, namun Kristus disebut ‘manusia kedua’ atau ‘Adam kedua’ karena Kristus datang dari surga ke bumi bertahun-tahun setelah Adam. Kristus datang sebagai bayi manusia dengan tubuh seperti semua manusia lainnya, tetapi Kristus tidak berasal dari debu tanah sebagaimana halnya Adam. Kristus "datang dari surga."

 

Kemudian Paulus melanjutkan: “Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia (Adam) yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia (Kristus) yang berasal dari sorga. Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.“ (1 Korintus 15: 47-49). Karena semua manusia terikat dengan Adam, sehingga setiap manusia memiliki tubuh duniawi seperti Adam. Tubuh duniawi sesuai/cocok untuk kehidupan di bumi ini, namun tubuh jasmani ini dibatasi oleh kematian, penyakit, dan kelemahan karena dosa yang telah kita lihat pertama kali dibawa ke dunia oleh Adam.

 

Namun, kabar baiknya adalah bahwa orang percaya dapat mengetahui dengan pasti bahwa tubuh kebangkitan mereka akan seperti tubuh Kristus – tidak dapat binasa, kekal, mulia, dan dipenuhi dengan kekuatan. Pada saat ini, semua manusia seperti Adam; pada satu hari, semua orang percaya akan menjadi seperti Kristus (Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.” Filipi 3:21). 


Rasul Yohanes menulis kepada orang-orang percaya, " Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."(1 Yohanes 3: 2).


Sumber: GotQuestions.org; Theopedia.com

 

,

Yesus Kristus Anak Allah yang Tunggal




Apa artinya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang tunggal ?

 
Pernyataan "yang tunggal" ada dalam Yohanes 3:16, yang berbunyi, "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." 
Ungkapan "yang tunggal" menterjemahkan kata monogenes dari bahasa Yunani. Kata ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Inggris sebagai "hanya", "satu-satunya" dan "diperanakkan".

Kalimat terjemahan “diperanakkan" yang digunakan dalam Alkitab berbahasa Inggris versi King James (KJV), New American Standard (NASB) dan New King James (NKJV)  menyebabkan banyak masalah. Guru-guru palsu/pengajar-pengajar sesat terus-menerus menggunakan  kalimat terjemahan "diperanakkan" ini untuk membuktikan ajaran palsu mereka bahwa Yesus Kristus bukanlah Allah; bahwa Yesus tidak sama esensinya dengan Allah sebagai Pribadi Kedua dari Tritunggal.
Guru-guru palsu/pengajar-pengajar sesat menyoroti kata "diperanakkan" dan mengatakan bahwa Yesus adalah mahluk ciptaan karena hanya seseorang yang memiliki awal dalam waktu yang bisa "diperanakkan." Mereka mengabaikan fakta bahwa kata "diperanakkan" hanyalah salah satu terjemahan bahasa Inggris dari kata bahasa Yunani. Seharusnya, untuk mengartikan kalimat ini,  mereka harus melihat makna asli dari kata bahasa Yunani-nya, jangan hanya mentransfer makna bahasa Inggris ke dalam teks.

 

Jadi apa artinya monogenes? Menurut Leksikon Yunani-Inggris dari Perjanjian Baru dan Other Early Christian Literature (BAGD-Bauer-Danker Greek Lexicon of the New Testament, edisi ke 3), monogenes memiliki dua definisi utama. 

  1. Definisi pertama adalah "berkaitan dengan menjadi satu-satunya dari jenisnya dalam hubungan tertentu." Ini arti dalam Ibrani 11:17-18 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."  Ketika penulis kitab Ibrani mengacu kepada Ishak sebagai “putra yang tunggal” dari Abraham (KJV). Abraham memiliki lebih dari satu anak, tapi Ishak adalah satu-satunya anak Abraham dengan Sarah dan satu-satunya anak perjanjian (anak yang dijanjikan  oleh Allah). Inilah keunikan Ishak diantara anak-anak lain yang memungkinkan penggunaan kata monogenesdalam konteks itu.
  2. Definisi kedua adalah "berkaitan dengan menjadi satu-satunya dalam jenis atau kelasnya, unik dalam jenisnya." Ini adalah makna yang tersirat dalam Yohanes 3:16. Yohanes terutama mementingkan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Yohanes 20:31 "tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya."), dia menggunakan monogenes untuk menyoroti keunikan Yesus sebagai Allah Anak-yang memiliki sifat ilahi sama seperti Allah-yang berbeda dengan orang-orang  percaya yang menjadi putra dan putri Allah karena di adopsi  (Efesus 1: 5 "Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,)Yesus adalah "satu-satunya" Anak Allah. 
       lihat juga ayat - ayat berikut ini :
  • Yohanes 1:14 "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.", 
  • Yohanes 1:18 "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya."
  • Yohanes 3:18 "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah."; 
  • 1 Yohanes 4: 9 "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya." 

Intinya adalah bahwa istilah-istilah "Bapa" dan "Anak," menjelaskan Allah dan Yesus, dengan menggunakan istilah manusia untuk membantu kita memahami hubungan antara Pribadi yang berbeda dari Tritunggal. 
Sebagai manusia kita dapat memahami hubungan antara seorang bapak manusia biasa dan seorang anak manusia biasa, maka istilah manusia digunakan sebagai analogi, agar kita dapat memahami sebagian/sedikit akan hubungan antara Pribadi Pertama (Allah) dan Pribadi Kedua (Yesus Kristus) dari Allah Tritunggal. 

Analogi ini akan rusak dan menjadi kesesatan apabila kita mencoba untuk memperjelas dan mengajarkannya dalam konteks yang salah, contoh : 1. ajaran sesat sekte Saksi Yehuwa yang mengajarkan bahwa Yesus benar-benar "diperanakkan" dalam artian "diproduksi" atau "diciptakan" oleh Allah Bapa. 2. ajaran agama-agama lain yang  menyamakan Allah Bapa seperti ‘bapak’ manusia biasa yang bisa mempunyai anak jika menikah dan berhubungan jasmani.


Analogy : a comparison between one thing and another, typically for the purpose of explanation or clarification. [= Analogi: sebuah perbandingan antara satu hal dengan hal lain, biasanya untuk tujuan penjelasan atau klarifikasi.]
 

Sumber : GotQuestions.org


 

,

Yesus Kristus adalah Anak Allah




Apakah artinya Yesus adalah Anak Allah?


Yesus adalah Anak Allah bukan dalam pengertian hubungan manusia antara ayah dan anak. Allah bukannya menikah lalu memiliki seorang anak. Juga bukan berarti Allah mengawini Maria lalu karena itu Maria hamil dan melahirkan anak. Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam bentuk manusia. (Yohanes pasal 1 ayat 1 "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." ; ayat 14 "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran"). 

Yesus adalah Anak Allah karena Dia dikandung dalam Maria (seorang manusia yang masih perawan / sama sekali belum pernah berhubungan jasmani dengan laki-laki manapun / belum pernah menikah), oleh Roh Kudus. Ini juga bukan berarti Roh Kudus bersetubuh dengan Maria. Ingat, bahwa Roh Kudus adalah Roh Maha Suci, pribadi kedua dari Allah Tritunggal yaitu Roh Allah sendiri. Allah sanggup menciptakan manusia dari tanah, maka tentu Allah juga dapat menciptakan manusia hanya dari satu manusia (perempuan) tanpa laki-laki!, dengan kuasa Roh-Nya. 
Lukas 1:35 mengatakan, “Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus (suci), Anak Allah.”


 
Pada saat Yesus dihadapkan kepada para pemimpin Yahudi, 
Ketua Imam menuntut Yesus, "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." (Matius 26:63). 
Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." (Matius 26:64). 
Para pemimpin Yahudi menjawab dengan menuduh Yesus menghujat (Matius 26: 65-66). 
Kemudian, di hadapan Pontius Pilatus, ‘Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah." ‘(Yohanes 19:7). 

Mengapa pengakuan Yesus sebagai Anak Allah dianggap menghujat dan layak dijatuhi hukuman mati? Karena para pemimpin Yahudi mengerti persis apa yang Yesus maksud dengan sebutan "Anak Allah", yaitu berarti Yesus mengakui Diri-Nya adalah Allah.

Anak Allah berarti memiliki sifat/natur/hakekat yang sama seperti Allah. Anak Allah sama dengan Allah. Mengakui diriNya memiliki sifat/natur/hakekat yang sama seperti Allah- artinya mengakui diriNya adalah Allah- ini merupakan suatu penghujatan dimata para pemimpin Yahudi; oleh karena itu, mereka menuntut kematian Yesus, mereka mendasarkan tuntutan ini pada ayat Perjanjian Lama dalam kitab Imamat 24:15.  


Perhatikan ayat-ayat tentang Yesus dalam kitab Ibrani pasal 1 ayat 1-4 berikut ini :  

(1)Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, (2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, (4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
  


Contoh lain ( kebalikan 90 derajat dari Yesus), dapat dilihat dalam ayat dalam Yohanes 17:12 di mana Yudas dilukiskan sebagai 'anak kebinasaan' (KJV : son of perdition, NASB: son of destruction; Alkitab bahasa Indonesia menterjemahkan Yohanes 17:12 ‘dia yang telah ditentukan untuk binasa’ dan ‘manusia durhaka yang harus binasa’ -2 Tesalonika 2:3 ).”  Padahal Yohanes 6:71 memberitahu kita bahwa Yudas adalah anaknya Simon Iskariot. 

Apa yang dimaksudkan oleh Yohanes 17:12 pada saat menggambarkan Yudas sebagai ”anak kebinasaan" ? Kata ”kebinasaan” merujuk pada kondisi ”kehancuran, kesia-siaan.” Jelas Yudas adalah anaknya Simon Iskariot,  bukan anaknya ”kebinasaan” – tetapi Yudas disebut “anak kebinasaan” karena “kebinasaan” adalah identitas hidup Yudas. Yudas adalah pernyataan/manifestasi kebinasaan. Yudas adalah kebinasaan.

 
Demikian halnya, Yesus Kristus sebagai Anak Allah, Anak Allah adalah Allah. Yesus adalah pernyataan/manifestasi Allah. Yesus adalah Allah yang menyatakan diriNya (Yohanes 1:1, 14).


Sumber : GotQuestions.org