Archive for Maret 2016

,

Kain Kafan yang Telah Dilipat

Adakah makna tertentu dari kain kafan yang telah dilipat? Inilah penjelasannya :




Detil mengenai kain kafan yang telah dilipat dapat ditemukandalam catatan tentang kebangkitan Yesus di dalam Yohanes 20:7, "sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung."  Terdapat perbedaan dalam beberapa versi terjemahan Alkitab mengenai ayat ini. Tiga dari versi Alkitab menerjemahkan ayat ini dengan kata "napkin" [=serbet] (King James Version, American Standard Version, Revised Standard Version). Terjemahan lainnya menerjemahkannya dengan "burial cloth" [=kain penguburan/kafan/kapan] (New International Version), "handkerchief" [=saputangan] (New King James Version), atau "face-cloth" [=kain pengelap muka] (New American Standard Bible). Kata Yunani adalah saudarion, yang berasal dari kata bahasa Latin yang berarti "keringat."Hal ini dapat merujuk pada handuk untuk menyeka keringat dari wajah seseorang. Hal ini digunakan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan handuk atau kain, tetapi tidak secara khusus menunjuk pada serbet meja.

Kata kunci lainnya adalah ‘telah dilipat. Apakah kain penguburan ataukah serbet yang telah dilipat di dalam kubur? Dua dari terjemahan menggunakan kata "dilipat" (NIV, NKJV). Lainnya menerjemahkan kata sebagai "digulung" (NASB, ASV, RSV) atau "dibungkus bersama-sama" (KJV). Kata bahasa Yunani adalah entulisso, yang berasal dari kata-kata yang mungkin berarti "memutar" atau "untuk menjalin." Intinya adalah bahwa tidak ada kesepakatan apakah kain itu serbet dan tidak ada kesepakatan bahwa kain itu terlipat rapi dengan cara tertentu yang berarti. Arti utama dari Yohanes 20:7 adalah bahwa kain, yang ditempatkan di atas kepala atau wajah Yesus di pemakaman, terpisah dari sisa kain kafan-Nya. Arti signifikan dari hal ini, jika ada, tidak diketahui.

Ada yang memperkirakan bahwa melipat serbet di meja adalah kebiasaan Yahudi yang berarti orang yang melipat serbet bermaksud untuk kembali. Berbagai sumber pembelajaran Alkitab telah diperiksa, tetapi tidak ada ada apa-apa tentang dugaan kebiasaan Yahudi dalam melipat serbet ini. Satu-satunya referensi tentang hal ini sepertinya berasal dari posting internet dan email tahun 2007.

Banyak komentator Alkitab dan para penulis telah menggunakan ilustrasi kreatif untuk membuat aplikasi khusus pada kebangkitan dan kedatangan Yesus Kristus. Yang benar adalah bahwa serbet meja, seperti yang kita gunakan saat ini, tidak digunakan di zaman Yesus. Bangsa Yahudi melakukan cuci tangan setelah makan sebagai bagian dari ritual makan. Mencuci tangan sebelum makan adalah wajib sesuai dengan perintah kerabian, tetapi setelah mencuci tangan mereka, apakah mereka mengeringkan tangan dengan sebuah kain? Rupanya, tidak ada sumber kerabian awal yang membahas bagaimana cara orang Yahudi mengeringkan tangan setelah mencucinya. Melipat serbet sebagai tanda bahwa tamu makan malam telah selesai makan mungkin merupakan kebiasaan baik di Eropa, namun tampaknya kebiasaan ini tidak diketahui di tanah Israel pada zaman Yesus.

Jadi, tidak ada makna tertentu dari kain/kain kafan yang telah dilipat itu. Yang jelas adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus telah bangkit dari kematian dan hidup selama-lamanya sesuai dengan Kitab Suci. 


Sumber : GotQuestions.org

 

,

Kubur Kosong




Sejak awal periode kerasulan, fakta tentang kubur kosong - yaitu kebenaran berdasarkan Alkitab bahwa kubur Yesus dari Nazaret ditemukan kosong oleh murid-muridNya - telah menjadi pusat pemberitaan iman Kristen. Keempat Injil menjelaskan dengan cara berbeda, keadaan seputar ditemukannya kubur kosong (Matius 28:1-6; Markus 16:1-7; Lukas 24:1-12; Yohanes 20:1-12). Tapi apakah ada alasan yang baik untuk menelaah bahwa klaim kubur kosong ini akurat secara sejarah? Dapatkah seorang penyelidik yang berpikiran adil menyimpulkan bahwa, yang paling mungkin, kubur Yesus ditemukan kosong pada pagi Paskah pertama? Ada beberapa argumentasi yang telah meyakinkan banyak sejarawan bahwa makam di mana Yesus dikuburkan memang ditemukan kosong pada hari Minggu setelah penyaliban-Nya.


Pertama, lokasi kubur Yesus telah dikenal oleh orang Kristen dan non-Kristen. 

Meskipun benar bahwa sebagian besar korban penyaliban dilemparkan ke kuburan yang disediakan untuk para penjahat atau hanya ditinggalkan di kayu salib untuk dijadikan makanan burung pemakan bangkai, tetapi tidak demikian dengan Yesus. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Yesus dimakamkan di makam milik Yusuf dari Arimatea, seorang anggota Sanhedrin, kelompok yang berkomplot mengatur hukuman mati Yesus. Banyak sarjana Perjanjian Baru yang skeptis meyakini bahwa pemakaman Yesus oleh Yusuf orang Arimatea adalah rekayasa orang-orang Kristen. Adanya permusuhan yang dapat dimengerti antara orang Kristen mula-mula dengan Sanhedrin yang mereka rasa bertanggung jawab atas kematian Tuhan Yesus, adalah mungkin bahwa pengikut Yesus dapat merekayasa agar seorang anggota Sanhedrin menyediakan kuburan miliknya supaya Yesus dikuburkan dalam suatu pekuburan yang terhormat.

Selain itu, penemuan arkeologi baru-baru ini telah menunjukkan bahwa jenis kuburan yang dijelaskan dalam Injil mengenai penguburan Yesus (sebuah acrosolia atau bangku makam) sebagian besar digunakan oleh orang-orang kaya dan ternama. Penjelasan semacam ini cocok sekali dengan apa yang kita ketahui tentang Yusuf orang Arimatea. Selain itu, ketika kita sandingkan pertimbangan-pertimbangan ini dengan fakta bahwa Arimatea adalah sebuah kota kecil yang tidak menonjol yang kurang memiliki jenis pelambangan apapun dari kitab suci dan bahwa tidak ada tradisi persaingan dalam hal penguburan, maka keraguan bahwa Yesus betul-betul dimakamkan di kuburan milik Yusuf orang Arimatea dapat dihilangkan.

Arti penting dari fakta-fakta ini tidak boleh diabaikan karena dari fakta-fakta ini dapat dipastikan bahwa Sanhedrin pasti mengetahui lokasi kuburan milik Yusuf Arimatea ini, sehingga dengan demikian, mereka juga pasti mengetahui di mana Yesus telah dikuburkan. Dan jika lokasi kubur Yesus diketahui oleh para penguasa Yahudi, maka adalah hampir mustahil bagi orang-orang Kristen untuk merekayasa kebangkitan Yesus ini di Yerusalem, kota di mana Yesus dimakamkan. Karena bukankah salah satu pemimpin agama Yahudi dapat mengambil jalan pintas ke kubur milik Yusuf Arimatea untuk memverifikasi kebenaran tentang kebangkitan Yesus ini? Bukankah Sanhedrin dapat menunjukkan mayat Yesus (jika mereka memang bisa menemukannya) untuk mengakhiri ‘gosip’ bahwa Yesus telah bangkit sekali untuk selamanya? Pada kenyataannya banyak orang-orang menjadi percaya dan mengikut Kristus di Yerusalem, hal ini menunjukkan bahwa para pemimpin agama Yahudi tidak dapat menunjukkan mayat Yesus sebagai bukti, karena memang Yesus sudah bangkit! Jika Yesus tidak betul-betul bangkit, maka mayat Yesus yang telah tersalib pasti dapat mereka temukan untuk membuktikan bahwa kebangkitan Yesus hanya rekayasa, dan itu akan mengakhiri Kekristenan.





Kedua, kubur kosong tersirat dalam rumus lisan/credo awal yang dikutip oleh rasul Paulus dalam 1 Korintus 15.

Sementara keempat kitab Injil membuktikan bahwa kubur Yesus telah kosong, petunjuk paling awal tentang kubur kosong bagi kita berasal dari Rasul Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus sekitar tahun 55 Sesudah Masehi, Paulus mengutip rumus lisan (atau credo) yang dipercaya oleh banyak ahli diterima Paulus dari rasul Petrus dan rasul Yakobus hanya lima tahun setelah penyaliban Yesus (Galatia 1:18-19). Paulus menyatakan, Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya." 1 Korintus 15: 3-5. Ketika Paulus menulis "... bahwa Ia telah dikuburkan, bahwa Ia telah dibangkitkan ..." ini merupakan pernyataan yang kuat (mengingat latar belakang Paulus sebagai seorang Farisi) bahwa makam di mana Yesus dikuburkan itu benar-benar kosong. Mengingat bahwa sumber Paulus untuk credo ini kemungkinan besar adalah para rasul dari Yerusalem yang dekat dengan kejadian tersebut, maka kutipan Paulus akan credo ini memberikan bukti kuat bahwa kubur Yesus telah ditemukan kosong dan bahwa fakta kebangkitan Yesus ini secara luas dikenal  oleh orang-orang Kristen mula-mula. Keberatan yang sering diulang-ulang bahwa Paulus tidak tahu tentang kubur kosong sudah terjawab di bagian lain Kitab Suci dimana Paulus mengajarkan bahwa kebangkitan Yesus adalah kebangkitan tubuh (Roma 8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.; Filipi 3:20-21 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.). Bagi Paulus, suatu kebangkitan tanpa ada kubur kosong yang dihasilkan, akan merupakan suatu kontradiksi dengan apa yang dia ajarkan.


Ketiga, tampak adanya pengesahan yang kuat dari musuh tentang keberadaan kubur kosong. 

Pertama dari Injil Matius sendiri di mana Matius melaporkan bahwa ada pengakuan tentang kubur yang kosong dari para pemimpin Yahudi sendiri (Matius 28:13-15). Mereka menyogok penjaga-penjaga makam yang menjaga makam Yesus untuk menyatakan bahwa para murid telah datang dan mencuri mayat Yesus. Mengingat kedekatan penulis Injil Matius dengan kejadian tersebut, maka sebuah pernyataan semacam ini  akan gampang untuk disanggah jika tidak benar. Karena jika Matius berbohong, maka laporan Matius tentang reaksi para pemimpin Yahudi atas kubur Yesus yang telah kosong ini akan dapat dengan mudah disangkal karena banyak orang-orang dari waktu terjadinya kebangkitan Yesus yang masih hidup ketika Injil Matius ini mulai beredar. Jika Yesus tidak bangkit maka mayatnya seharusnya masih ada dikubur itu, tetapi mengapa mereka menuduh para murid mencuri tubuh Yesus jika kubur itu masih berisi mayat Yesus? Tuduhan ini dibuat oleh orang-orang Yahudi sebagai sanggahan kalau-kalau kubur itu kosong.

Bahwa orang-orang Yahudi menuduh para murid mencuri tubuh Yesus dikuatkan oleh apologis Kristen Justin Martyr di pertengahan abad kedua (Dialog dengan Trypho, 108) dan kemudian lagi sekitar tahun 200 S.M. oleh bapa gereja Tertulianus (De Spectaculis, 30) . Keduanya baik Justin dan Tertullianus yang berinteraksi dengan para ahli debat Yahudi pada masa itu dan yang mengetahui apa yang dikatakan oleh lawan Yahudi mereka. Mereka tidak hanya mengandalkan Injil Matius untuk mendapatkan informasi. Berhubung baik bagi Justin dan bagi Tertullianus rincian yang spesifik tentang hal ini tidak ditemukan dalam Injil Matius. Bahkan, ketiga penulis ini mengutip rincian berbeda-beda. Berdasarkan pertimbangan tersebut, tampak bahwa ada pengakuan dari bangsa Yahudi masa itu tentang kubur yang kosong.


Keempat, keempat Injil melaporkan bahwa makam Yesus ditemukan kosong oleh para perempuan. 

Hal ini sangat penting mengingat sistem patriarki Palestina abad pertama. Meskipun benar bahwa, dalam keadaan tertentu perempuan diperbolehkan untuk bersaksi di pengadilan, dalam masyarakat Yahudi abad pertama, kesaksian wanita sangat kurang bernilai daripada kesaksian pria. Jika bermaksud merekayasa suatu kejadian untuk meyakinkan orang lain bahwa Yesus telah bangkit, maka tidak akan digunakan wanita sebagai saksi utamanya. Setiap rekayasa tentu akan ditampilkan oleh para murid laki-laki seperti Petrus, Yohanes, atau Andreas yang telah menemukan kubur kosong itu, karena kesaksian pria akan lebih dipercaya kredibilitasnya.

Namun Injil melaporkan bahwa, sementara para murid Yesus yang pria meringkuk ketakutan, bersembunyi dari pihak berwenang, para wanitalah yang menjadi saksi awal dari kubur yang kosong. Tidak ada alasan lain bagi gereja mula-mula untuk menyusun kejadian seperti ini, kecuali karena hal ini memang adalah kebenaran. Mengapa pula orang-orang Kristen mula-mula menggambarkan kepemimpinan pria sebagai pengecut dan menempatkan wanita dalam peran saksi utama? Salah satu saksi perempuan bernama Maria Magdalena dikatakan pernah dirasuk tujuh setan dalam  hidupnya sebelum percaya Yesus, riwayatnya ini tentu membuat dia kurang dapat diandalkan sebagai saksi di mata banyak. Namun, betapapun buruknya riwayat para saksi, orang-orang Kristen mula-mula menegaskan bahwa saksi pertama tentang kubur kosong adalah para perempuan. Penjelasan yang paling memungkinkan tentang fakta ini adalah bahwa para perempuan merupakan saksi-saksi awal dari kubur yang kosong dan bahwa orang-orang Kristen mula-mula tidak mau berbohong tentang hal ini meskipun sebenarnya hal ini berpotensi memalukan mereka.



Keempat argumen ini membantu untuk memberikan bukti kumulatif bahwa makam Yesus Kristus itu kosong pada Paskah pertama. Pernyataan lainnya adalah adalah kesimpulan dari Michael Grant, seorang sejarawan  juga seorang yang tidak percaya pada kebangkitan Yesus, "... jika kita menerapkan jenis yang sama dari kriteria yang kita akan berlaku untuk setiap sumber sastra kuno lainnya, maka bukti-bukti yang kuat dan cukup masuk akal untuk mengharuskan kesimpulan bahwa makam itu, memang, ditemukan kosong."


Tentu saja, ada lebih banyak makna dari hanya sekedar kubur yang kosong. Alasan kubur itu ditemukan kosong adalah bahwa orang yang dikuburkan di sana telah bangkit dari antara orang mati. Yesus bukan saja hanya mengosongkan kubur-Nya tetapi juga telah menampakkan diri-Nya setelah bangkit kepada banyak orang baik secara individual (Lukas 24:34) maupun dalam kelompok (Matius 28: 9; Yohanes 20: 26-30; 21: 1-14; Kisah Para Rasul 1: 3-6; 1 Korintus 15: 3-7). Dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati akan menjadi bukti yang meyakinkan bahwa diri-Nya adalah benar-benar sebagaimana yang telah Dia akui (Matius 12: 38-40; 16: 1-4) -Anak Allah yang telah bangkit, satu-satunya pengharapan kita untuk keselamatan.


Sumber : GotQuestions.org

 

,

Yesus Kristus Telah Bangkit!

Hari ini kita merayakan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Mengapa penting bagi kita untuk percaya kepada kebangkitanNya? 




Meskipun Alkitab tidak berusaha ”membuktikan” bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati, Alkitab memberikan bukti-bukti meyakinkan mengenai hal itu.

Kebangkitan Kristus dicatat dalam Matius 29:1-20; Markus 16:1-20; Lukas 24:1-53 dan Yohanes 20:1-21:25. Yesus yang telah bangkit juga dicantumkan dalam kitab Kisah Para Rasul 1:1-11.

Dari yang tercatat di sana, anda dapat memperoleh beberapa ”bukti” tentang kebangkitan Kristus.


  • Bukti pertama adalah perubahan dramatis dari para murid. Dari orang-orang yang ketakutan dan bersembunyi dalam rumah, mereka berubah drastis menjadi sekelompok pemberani yang memberitakan Injil di seluruh dunia. Bagaimana mungkin anda menjelaskan perubahan sedramatis ini kalau bukan karena Kristus yang sudah bangkit memperlihatkan diri kepada mereka?
  • Bukti kedua adalah kehidupan Rasul Paulus. Apakah yang telah mengubahnya dari seorang penganiaya gereja menjadi seorang rasul bagi gereja? Kristus yang bangkit memperlihatkan diri kepadaNya di jalan menuju ke Damsyik (Kisah Para Rasul 9:1-6).
  • Bukti ketiga yang meyakinkan adalah kubur yang kosong. Jika Kristus tidak dibangkitkan, di manakah tubuhNya? Para murid dan orang-orang lainnya melihat kubur di mana Kristus dikuburkan. Ketika mereka memeriksa kubur, tubuhNya tidak lagi di sana. Malaikat-malaikat menyatakan bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagaimana dijanjikanNya (Matius 28:5-7).
  • Bukti keempat kebangkitan ini adalah banyaknya orang yang langsung telah melihat Yesus yang bangkit (Matius 28:5,9, 16-17; Markus 16:9; Lukas 24:13-35; Yohanes 20:19,24,26-29; 21:1-14; Kisah Rasul 1:6-8; 1 Korintus 15:5-7).

Bukti lain adalah banyaknya ayat-ayat yang menekankan tentang kebangkitan Kristus. Ayat kunci mengenai kebangkitan Kristus bisa ditemukan dalam 1 Korintus 15. Dalam perikop ini, rasul Paulus menjelaskan mengapa penting untuk mengerti dan percaya pada kebangkitan Kristus.

Kebangkitan Kristus penting bagi iman kekristenan karena alasan-alasan berikut ini:

(1) Jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, orang-orang percaya juga tidak akan dibangkitkan (1 Korintus 15:12-15).
 
(2) Jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, pengorbananNya untuk dosa dianggap belum memadai (1 Korintus 15:16-19). Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa kematianNya diterima oleh Allah sebagai penebusan untuk dosa-dosa manusia. Jika Yesus hanya sekedar mati dan tidak bangkit, hal itu berarti pengorbananNya dianggap belum memadai.

Akibatnya, dosa manusia tidak akan diampuni dan tidak akan ada kebangkitan (1 Korintus 15:16-19) – tidak akan ada hidup kekal (Yohanes 3:16). “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Korintus 15:20).

Karena Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati – Dia adalah buah sulung dari kebangkitan kita.

(3) Semua orang yang percaya kepadaNya akan dibangkitkan kembali untuk hidup dalam kekekalan, sebagaimana Kristus sudah bangkit (1 Korintus 15:20-23). Melalui 1 Korintus 15, Paulus menjelaskan bagaimana kebangkitan Kristus membuktikan kemenanganNya atas dosa, dan memberikan kita kuasa untuk hidup berkemenangan atas dosa (1 Korintus 15:24-34).

(4) Kebangkitan Kristus memperlihatkan kita kemuliaan tubuh kebangkitan yang akan kita terima (1 Korintus 15:35-49).

(5) Kebangkitan Kristus menyatakan hasil dari kebangkitanNya: semua yang percaya kepadaNya akan mengalahkan maut (1 Korintus 15:50-58).

Betapa mulianya kebangkitan Kristus itu. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Korintus 15:58).


Selamat Paskah!




Sumber : GotQuestions.org

,

Arti Perkataan: "Sudah Selesai."

Apa yang Yesus maksudkan ketika Dia berkata, 'Sudah selesai'?

Berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Yohanes 19:30


Hutang dosa seluruh umat manusia sudah dibayar lunas oleh Yesus.


Dari perkataan-perkataan terakhir Kristus di kayu salib, tidak ada yang lebih penting atau lebih menyentuh daripada perkataan,”Sudah selesai. Perkataan ini hanya dapat ditemukan dalam Injil Yohanes, kata Yunani yang diterjemahkan "sudah selesai" adalah tetelestai, istilah pembukuan/ /akuntansi yang berarti "sudah dibayar lunas." Ketika Yesus mengucapkan perkataan ini, Ia menyatakan hutang dosa seluruh umat manusia kepada Bapa-Nya telah dihapus sepenuhnya dan untuk selama-lamanya.


Sebelum Yesus ditangkap oleh orang Romawi, Dia berdoa yang merupakan doa terakhirNya di muka umum, Yesus meminta Bapa untuk memuliakan Dia, sama seperti Yesus telah memuliakan Bapa di bumi, dengan telah "menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya " (Yohanes 17:4-5 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.). Yesus diutus untuk mengerjakan karya penebusan, yaitu "mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.), untuk menyediakan penebusan bagi dosa-dosa semua orang yang mau percaya kepadaNya (Roma 3:23-25 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.), dan untuk mendamaikan orang berdosa dengan Allah yang kudus (2 Korintus 5: 18-19 "Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami."). Tidak ada yang dapat melakukan tugas ini selain Allah yang menjadi manusia yaitu Yesus Kristus.



Semua nubuat tentang Mesias dalam Perjanjian Lama sudah digenapi oleh Yesus


Selain itu seluruh nubuat, syarat-syarat dan bayangan-bayangan dari Mesias yang akan datang di dalam Perjanjian Lama sudah digenapi Yesus. Dari kitab Kejadian sampai kitab Maleakhi, ada lebih dari 300 nubuatan khusus yang merinci kedatangan Mesias yang Diurapi, semuanya sudah dipenuhi oleh Yesus. Mulai dari "benih" yang akan menghancurkan kepala ular (Kejadian 3:15), Hamba yang Menderita dalam kitab Yesaya pasal 53, hingga nubuat tentang "utusan" Tuhan (Yohanes Pembaptis) yang akan "menyiapkan jalan"bagi Mesias, semua nubuat tentang'kehidupan, pelayanan, dan kematian Yesus sudah dipenuhi dan diselesaikan di kayu salib.


Kuasa dosa dan setan sudah dikalahkan oleh Yesus


Meskipun penebusan umat manusia adalah tugas terpenting yang sudah diselesaikan Yesus, banyak hal lain yang juga sudah diselesaikan di kayu salib. Penderitaan Yesus dialamiNya ketika Dia berada di bumi, dan terutama pada saat-saat terakhir-Nya, yang akhirnya benar-benar berakhir. Kehendak Allah bagi Yesus sudah dicapai dalam ketaatan-Nya yang sempurna kepada Bapa (Yohanes 5:30; 6:38). Yang paling penting, kuasa dosa dan setan sudah dikalahkan. Manusia tidak lagi harus menderita "panah api dari si jahat" (Efesus 6:16-17 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,). 


Dengan mengangkat "perisai iman" di dalam Dia yang sudah menyelesaikan karya penebusan dan keselamatan, kita bisa, dengan iman, hidup sebagai ciptaan baru di dalam Kristus. Karya penebusan yang sudah diselesaikan Yesus di kayu salib adalah awal kehidupan baru bagi semua orang yang dulu sudah"mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa", tetapi yang sekarang dibuat "hidup dengan Kristus" (Efesus 2:1-10, 1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- 6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.).



Sumber: GotQuestions.org