Archive for Agustus 2016
Haruskah orang Kristen menaati hukum Perjanjian Lama
Jadi hukum Taurat adalah penuntun yang menuntun kita kepada Kristus. Galatia 3:24 |
Kunci untuk memahami hubungan antara orang Kristen dan Hukum Taurat adalah mengetahui bahwa hukum Perjanjian Lama diberikan kepada bangsa Israel, bukan kepada orang Kristen.
Beberapa hukum dimaksudkan untuk tujuan berbeda, yaitu :
- untuk mengungkapkan kepada orang Israel bagaimana menaati dan menyenangkan Allah (misalnya : Sepuluh Perintah Allah).
- untuk menunjukkan kepada bangsa Israel bagaimana menyembah Allah dan bagaimana menebus dosa (dengan sistem korban).
- untuk membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain (aturan makanan dan berpakaian).
Tidak satu pun dari hukum Perjanjian Lama mengikat orang Kristen saat ini karena ketika Yesus mati di kayu salib, Ia telah mengakhiri hukum Perjanjian Lama, perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
- "Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya." Roma 10:4;
- "23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. 24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun." Galatia 3: 23-25;
- "Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera" Efesus 2:15.
Maka orang Kristen berada di bawah hukum Kristus ("Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Galatia 6: 2), yang adalah untuk "mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu ... dan untuk mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri " (37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Matius 22:37-39). Jika kita mematuhi kedua perintah ini, maka kita akan memenuhi semua yang Kristus kehendaki: “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Matius 22:40.
Ini tidak berarti hukum Perjanjian Lama tidak relevan saat ini.("Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." Matius 5:17) Banyak dari perintah dalam hukum Perjanjian Lama termasuk dalam kategori "mengasihi Allah" dan "mengasihi sesama kita." Hukum Perjanjian Lama dapat menjadi tiang pemandu/panutan yang baik untuk mengetahui bagaimana mengasihi Allah dan mengetahui bagaimana mengasihi sesama kita. Pada saat yang sama, mengatakan bahwa hukum Perjanjian Lama masih berlaku bagi orang Kristen saat ini adalah tidak benar. Hukum Perjanjian Lama merupakan suatu kesatuan hukum ("Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya." Yakobus 2:10). Artinya, hukum Perjanjian Lama menuntut harus ditaati semua, atau tidak ditaati sama sekali. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib adalah sempurna, cukup satu kali untuk selama-lamanya karena pengorbanan-Nya telah menggenapi seluruh tuntutan itu.
"Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” 1 Yohanes 5:3). Sepuluh Perintah Allah pada dasarnya adalah ringkasan seluruh hukum Perjanjian Lama. Sembilan dari Sepuluh Perintah Allah jelas diulang dalam Perjanjian Baru (semuanya kecuali perintah untuk menghormati hari Sabat). Jadi jelas, jika kita mengasihi Allah, kita tidak akan menyembah allah-allah (ilah-ilah) palsu atau bersujud di hadapan berhala-berhala apapun. Jika kita mengasihi sesama kita, kita tidak akan membunuh mereka, kita tidak akan berbohong kepada mereka, tidak melakukan perzinahan terhadap mereka, atau tidak mengingini apapun milik mereka. Tujuan dari hukum Perjanjian Lama adalah untuk menyatakan kesalahan orang-orang dari ketidakmampuan untuk menaati hukum dan untuk mengarahkan kita pada kebutuhan kita akan Yesus Kristus sebagai Juruselamat ("7 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" 8 Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. 9 Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup," Roma 7:7-9; "Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun" Galatia 3:24).
Hukum Perjanjian Lama tidak pernah dimaksudkan oleh Allah untuk menjadi hukum universal bagi semua orang selamanya. Kita harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita. Jika kita mematuhi dua perintah ini dengan setia, kita akan menegakkan semua yang Allah kehendaki dari kita.
Sumber : GotQuestions.org
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
Kejadian 1:
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Ketika Allah menciptakan manusia, Dia membuat manusia itu sempurna sesuai gambar-Nya. Manusia-lah yang memilih untuk tidak mentaati Allah dan membawa dosa ke dalam dunia. |
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (ayat 26 dan 27).
Apakah artinya?
Ketika Allah menciptakan Adam, Dia membentuk manusia pertama itu dari debu dan memberinya hidup dengan berbagi napas-Nya sendiri, Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan memberikan manusia itu "sentuhan pribadi" (Kejadian 2:7). Wanita dibangun dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu (Kejadian 2:22). Dengan demikian, manusia adalah unik di antara semua mahluk ciptaan Tuhan, karena manusia diciptakan memiliki keduanya yaitu tubuh materi dan jiwa imaterial/roh.
Memiliki "gambar" atau "rupa" Allah, dalam arti sederhana adalah bahwa manusia diciptakan menyerupai Allah. Penting untuk kita camkan, jika dikatakan Adam diciptakan menyerupai Allah, tidak berarti bahwa Allah memiliki darah dan daging seperti Adam. Alkitab berkata bahwa "Allah itu Roh" (Yohanes 4:24)dan oleh karena itu Allah ada tanpa tubuh materi. Adam diciptakan menyerupai Allah, artinya tubuh Adam mencerminkan kehidupan Allah dalam arti bahwa Adam diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak dapat mengalami kematian.
Gambar dan rupa Allah mengacu pada bagian imaterial manusia yaitu jiwa / roh nya. Ini membedakan manusia dari dunia hewan, sehingga manusia cocok diberi kekuasaan sesuai dengan kehendak Allah untuk menaklukkan bumi (Kejadian 1:28), dan memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan Pencipta-nya. Jadi, manusia menyerupai Allah, secara mental, moral dan sosial.
Secara mental, karena manusia diciptakan sebagai mahluk rasional, mahluk dengan kehendak. Dengan kata lain, manusia dapat berpikir dan manusia dapat memilih. Ini mencerminkan akal dan kebebasan Allah. Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati sebuah simfoni, menghitung jumlah angka-angka, atau memberi nama hewan peliharaan; menunjukkan fakta bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Secara moral, karena manusia diciptakan dalam kebenaran dan ketidak-berdosaan [=kemurnian] sempurna, ini mencerminkan dari kekudusan Allah. Ayat 31 menyatakan: Allah melihat segala sesuatu (termasuk manusia) yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Hati nurani kita atau disebut juga "kompas moral" kita adalah sisa-sisa dari keadaan manusia semula. Setiap kali seseorang menuliskan suatu hukum, meninggalkan kejahatan, memuji perilaku yang baik, atau merasa bersalah saat berbuat dosa; menegaskan fakta bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Secara sosial, karena manusia diciptakan untuk bersekutu. Hal ini mencerminkan sifat Tritunggal Allah dan kasih-Nya. Di taman Eden, hubungan utama manusia adalah dengan Allah (Kejadian 3:8 menyiratkan persekutuan dengan TUHAN Allah), dan Allah menciptakan wanita pertama karena "tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja" (Kejadian 2:18). Setiap kali seseorang berteman, menikah, memeluk anaknya, atau menghadiri kebaktian gereja; menunjukkan fakta bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Jika Adam diciptakan sempurna, mengapa dia akhirnya jatuh dalam dosa?
Bagian dari diciptakan-Nya manusia menurut gambar dan rupa Allah adalah bahwa manusia memiliki kapasitas untuk membuat pilihan bebas. Meskipun manusia diciptakan dalam kebenaran (diberikan hakekat benar) dan ketidak-berdosaan/kemurnian sempurna, Adam membuat pilihan jahat untuk memberontak terhadap Pencipta-nya. Dengan demikian, Adam telah merusak gambar dan rupa Allah dalam dirinya, dan ia mewariskan gambar dan rupa yang telah rusak itu pada semua keturunannya (Roma 5:12). Kita memang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Yakobus 3:9), tetapi kini, kita juga menanggung kerusakan akibat dosa. Secara mental, moral, sosial dan fisik, manusia menunjukkan akibat dari dosa.
Kabar baiknya adalah bahwa ketika Allah menebus dosa kita, Dia mulai memulihkan cerminan Allah yang asli dalam kita, menciptakan "manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Efesus 4:24). Penebusan hanya tersedia oleh kasih karunia Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita dari dosa yang memisahkan kita dari Allah (Efesus 2:8-9). Melalui Kristus, kita adalah ciptaan baru menurut gambar dan rupa Allah (2 Korintus 5:17).
Sumber : GotQuestions.org
Orang Kristen tidak berada di bawah hukum Taurat, apa maksudnya?