Archive for September 2015

,

Yesus dari Nazaret





Yesus disebut sebagai "Yesus dari Nazaret" karena beberapa alasan. Untuk satu hal, di zaman Alkitab orang sering diidentifikasi oleh daerah asal atau tempat tinggal mereka. Misalnya, orang yang memikul salib Yesus ketika Yesus tak kuat lagi memikulnya akibat  kerasnya siksaan , disebut Simon dari Kirene, mencatat nama dan tempat tinggalnya (Lukas 23:26). Ini membedakan dia dari semua Simon lainnya dan dari semua warga lain dari Kirene yang tidak bernama Simon. Meskipun Betlehem adalah tempat kelahiran Yesus, Nazaret adalah tempat di mana Yesus hidup sampai Dia memulai pelayanan publik-Nya, dan karena itu Ia disebut "dari Nazaret."

 
Matius 2:23 mengatakan bahwa Yusuf menetap bersama keluarganya di Nazaret-setelah kembali dari Mesir, tempat ia melarikan diri untuk melindungi Yesus dari Herodes- hal ini merupakan penggenapan "apa yang dikatakan oleh nabi-nabi: ‘ Dia akan disebut: Orang Nazaret. '" Kebanyakan komentator setuju bahwa nubuat-nubuat yang ditujukan untuk menghormati kedatangan Mesias adalah bahwa Mesias berasal dari tempat yang sederhana dan akan dihina dan dihindari orang (Yesaya 53; Mazmur 22) dan kalimat "ia akan disebut" memiliki arti yang sama dengan "Dia akan menjadi. " Maka ketika Matius mengatakan, bahwa nubuat-nubuat "telah digenapi”, maksudnya adalah bahwa nubuat para nabi bahwa Mesias akan direndahkan,  dihina, dan akan ditolak, sepenuhnya telah digenapi dalam diri Yesus Kristus sebagai orang Nazaret.
 
Sebutan "Yesus dari Nazaret" pertama kali digunakan dalam Alkitab oleh Filipus yang setelah dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti Dia, bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." "(Yohanes 1:45). Dengan memanggil-Nya Yesus dari Nazaret, Phillip mungkin juga telah membuat pernyataan tentang kesederhanaan kelahiran-Nya. Karakter orang-orang Nazaret begitu rendahsehingga mereka direndahkan dan dihina. Tanggapan Natanael ketika mendengar pernyataan Filipus, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1:46) menunjukkan hal ini. Seseorang yang berasal dari Nazaret atau orang Nazarene, berarti hina, rendah dan digolongkan sebagai kelahiran yang hina. Mesias yang akan datang untuk menyelamatkan umat-Nya akan menjadi "sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya" (Yesaya 53: 2). Dia akan “dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan." (Yesaya 53: 3).

 
Yesus dari Nazaret dilahirkan dan dibesarkan dalam keadaan yang begitu hina, tetapi dampak-Nya di dunia jauh lebih besar daripada siapapun yang pernah lahir sebelum atau setelah Dia. “Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1:21), Yesus Kristus, Mesias yang dijanjikan itu telah datang untuk suatu pencapaian yang hanya dapat dipenuhi/dilakukan oleh Allah yang menjadi manusia.



Sumber : GotQuestion.org




 

,

Arti Sebutan Yesus 'Anak Daud'


MESIAS, Anak Daud. Yeremia 23:5-6.


"Apa artinya bahwa Yesus adalah Anak Daud?"

 
Tujuh belas ayat dalam Perjanjian Baru menggambarkan Yesus sebagai "Son of David" / "Anak Daud." Menimbulkan  munculnya pertanyaan, "Bagaimana mungkin Yesus adalah anak Daud padahal Daud hidup sekitar 1.000 tahun sebelum Yesus?"

Jawabannya adalah bahwa Kristus (Mesias) adalah penggenapan nubuatan dari keturunan Daud (2 Samuel 7: 14-16). Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, yang berarti Dia harus dari garis keturunan Daud. Matius 1 memberikan bukti silsilah Yesus, yang dalam kemanusiaan-Nya, adalah keturunan langsung dari Abraham dan Daud melalui Yusuf, ayah Yesus secara hukum karena menikah/suami dari Maria. Silsilah dalam Lukas pasal 3, menunjukan garis keturunan Yesus melalui ibuNya, Maria. Yesus adalah keturunan Daud oleh adopsi melalui Yusuf dan oleh darah melalui Maria. "Tentang Anak-Nya [Yesus Kristus], yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud," (Roma 1: 3).
 
Yang terpenting, gelar "Anak Daud" ini lebih dari  sekedar pernyataan silsilah fisik. Ini merupakan gelar Mesianik. Ketika orang menyebut Yesus sebagai Anak Daud, mereka mengartikan bahwa Yesus adalah Penebus yang telah lama ditunggu-tunggu, yang merupakan penggenapan atas nubuat di dalam Perjanjian Lama.

 


Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" - Matius 20:30



Yesus disebut sebagai "Tuhan, Anak Daud" beberapa kali oleh orang-orang yang dengan iman sedang memohon belas kasihan atau kesembuhan kepadaNya. Seorang perempuan yang anak perempuannya sedang disiksa oleh setan (Matius 15:22) dan dua orang buta di tepi jalan (Matius 20:30) semua berseru meminta bantuan kepada Anak Daud. Gelar kehormatan yang mereka berikan kepada Yesus menyatakan iman mereka di dalam Dia. Memanggil Yesus "Tuhan",  menyatakan kepercayaan mereka atas keilahian, otoritas, dan kuasa Yesus; dan memanggil Yesus "Anak Daud",  menyatakan iman percaya mereka bahwa  Yesus adalah Mesias.

 
Orang-orang Farisi mengerti persis apa arti yang dimaksudkan orang-orang itu ketika mereka menyebut Yesus "Anak Daud." Tetapi, tidak seperti orang-orang yang berseru memanggil Yesus di dalam iman, orang-orang Farisi begitu dibutakan oleh kecongkakan mereka sendiri sehingga mereka tidak dapat melihat apa yang dapat ‘dilihat’ oleh pengemis buta - bahwa Yesus inilah Mesias yang sebenarnya telah mereka tunggu sepanjang hidup mereka. Mereka membenci Yesus, karena Yesus tidak memberi mereka kehormatan yang mereka pikir layak untuk mereka dapatkan sebagai pemuka-pemuka agama, sehingga ketika mereka mendengar orang-orang memanggil Yesus sebagai Juruselamat, mereka menjadi sangat marah (Matius 21:15) dan berkomplot untuk menghancurkan Yesus (Lukas 19:47).

 
Selanjutnya Yesus membuat para ahli Taurat dan orang Farisi tercengang ketika Dia meminta mereka untuk menjelaskan tentang apa makna gelar ini: “Bagaimana mungkin Mesias adalah anak Daud ketika Daud sendiri mengacu kepada-Nya sebagai "Tuhanku"(Markus 12: 35-37; berdasarkan Mazmur 110:1)? Para ahli Taurat tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Yesus dalam hal ini menunjukan bahwa para pemimpin Yahudi itu guru-guru yang bodoh dan kurang pengetahuan akan apa yang diajarkan oleh Perjanjian Lama tentang hakekat sejati Mesias, hal ini makin membuat mereka menghindari Yesus.

Maksud Yesus ketika mengajukan pertanyaan berdasarkan Markus 12:35 adalah bahwa Mesias lebih dari sekedar anak Daud secara fisik. JikaMesias adalah Tuhanbagi Daud, maka Mesias harus lebih besar dari Daud. Seperti yang Yesus katakan dalam Wahyu 22:16, " Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud." Artinya, Yesus adalah Pencipta Daud dan Keturunan Daud. Hanya Anak Allah yang menjadi manusia yang dapat menyatakan perkataan ini.



Sumber : GotQuestions.org


,

Yesus Kristus 100% Allah, 100% Manusia



Yesus Kristus, Sepenuhnya Allah  Sepenuhnya Manusia


Bagaimana mungkin Yesus adalah Allah dan manusia pada saat bersamaan?
Penjelasan tentang Persatuan Pribadi / Hipostatik. 

Hipostatik/persatuan pribadi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana Allah Putra, Yesus Kristus, mengambil rupa sebagai manusia, namun pada saat bersamaan, juga Allah yang sempurna.

Yesus selamanya adalah Allah (
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Yohanes 8:58; "Aku dan Bapa adalah satu." Yohanes 10:30), namun ketika inkarnasi, Yesus mengambil tubuh manusia – Dia menjadi manusia (Firman itu telah menjadi manusia. Yohanes 1:14). Penambahan natur kemanusiaan kepada natur keilahian menjadi Yesus; Allah-Manusia. Inilah Hipostatik/persatuan pribadi, Yesus Kristus sebagai satu Pribadi; Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna.

Kedua natur Yesus, kemanusiaan dan keilahianNya, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Yesus selamanya adalah Allah-Manusia; Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna; dua natur/hakekat yang berbeda dalam satu Pribadi.


Kemanusiaan dan keillahian Yesus tidak bercampur, namun bersatu tanpa kehilangan keunikan identitas. Kadang Yesus berfungsi dengan keterbatasan sebagai manusia (Yohanes 4:6; 19:28), namun di waktu lain dengan kuasa keilahianNya (Yohanes 11:43; Matius 14:18-21).  Dalam keduanya, tindakan-tindakan Yesus bersumber dari PribadiNya yang satu. Yesus memiliki dua natur/hakekat, namun tetap hanya satu Pribadi.

Doktrin Hipostatik/persatuan pribadi ini sebenarnya adalah upaya untuk menjelaskan bagaimana Yesus itu adalah Allah dan manusia pada saat bersamaan. Walaupun demikian, doktrin ini tentu tidak mampu dipahami manusia secara sempurna. Tidak mungkin manusia yang terbatas dan berdosa bisa memahami cara kerja Allah seutuhnya.

Kita, sebagai manusia yang terbatas, tidak bisa memahami Allah yang tidak terbatas. Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia dilahirkan dari Roh Kudus (Lukas 1:35). Namun, hal ini tidak berarti bahwa Yesus belum ada sebelum Dia dikandung. Yesus selalu ada di dalam kekekalan/ Dia kekal adanya (Yohanes 8:58, 10:30). Ketika Yesus dikandung, barulah Dia menjadi manusia, selain Dia tetap adalah Allah sendiri (Yohanes 1:1, 14).

Yesus adalah Allah dan manusia. Yesus senantiasa adalah Allah, namun Dia belum menjadi manusia sampai pada saat Dia dikandung di dalam diri Maria.

Yesus menjadi manusia agar Dia dapat mengidentifikasikan diri dengan kita manusia dalam kelemahan-kelemahan kita (Ibrani 2:17), dan yang lebih penting adalah agar Dia dapat mencurahkan darahNya dan dapat mati di salib untuk membayar hutang dosa kita ("
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" Filipi 2:5-11).

Secara singkat, doktrin Hipostatik/persatuan pribadi mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia yang sempurna, bahwa tidak ada percampuran atau pengurangan dari salah satu natur/hakekat tersebut. Yesus adalah satu Pribadi selamanya.



Sumber: GotQuestions.org, GolgothaMinistry.org  (Pdt.Budi Asali,M.Div).


,

2 Hal Tentang Mengapa Yesus disebut Anak Manusia


Mengenal pribadi Yesus Kristus, satu-satunya pribadi yang agung yang pernah hidup di muka bumi ini. Setelah melihat keilahian Yesus, sekarang kita melanjutkan pembahasan tentang kemanusiaan Yesus.




Apakah artinya Yesus 'Anak Manusia'?
Bukankah Alkitab mengatakan bahwa Yesus itu Anak Allah? Kalau begitu bagaimana mungkin Yesus juga Anak Manusia? 


Inilah 2 arti tentang sebutan Yesus "Anak Manusia" :


1
Arti pertama dari frasa “Anak Manusia” merujuk pada nubuat dalam Daniel 7:13-14
“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.”
Gambaran “Anak Manusia“ di sini adalah gelar Mesianis. Yesus dirujuk sebagai Seorang yang diberi kekuasaan, kemuliaan dan kerajaan. Ketika Yesus menggunakan gelar ini untuk diriNya sendiri, Dia menerapkan nubuat “Anak Manusia” pada diriNya sendiri. Orang-orang Yahudi pada jaman itu sangat mengenal sebutan tersebut dan kepada siapa sebutan itu merujuk. Jadi, dengan menyatakan diri menggunakan gelar Anak Manusia pada diriNya, Yesus memperkenalkan diriNya sebagai Mesias.

 
2
Arti kedua dari frasa “Anak Manusia” adalah bahwa Yesus adalah manusia sejati. Allah memanggil nabi Yehezkiel sebagai “anak manusia” sebanyak 93 kali. Sewaktu Allah menyebut Yehezkiel 'anak manusia' Allah menyebut Yehezkiel manusia. Jadi Anak manusia berarti seorang manusia.

Yesus adalah Allah yang sempurna (Yohanes 1:1), namun Dia juga adalah manusia (Yohanes 1:14).

Melalui 1 Yohanes 4:2 menyatakan kepada kita, “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang dalam daging (sebagai manusia), berasal dari Allah.”

Ya, Yesus adalah Anak Allah – pada esensinya Dia adalah Allah yang sejati.
Ya, Yesus juga adalah Anak Manusia – pada esensinya Dia adalah seorang manusia yang sejati.


Secara ringkas, sebutan “Anak Manusia” mengindikasikan bahwa Yesus adalah Mesias, dan juga menekankan bahwa Dia adalah manusia sejati.


Sumber: GotQuestions.org, DesiringGod.org

 

,

4 Hal tentang Pentingnya Kemanusiaan Yesus



 

Setelah memaparkan keilahian Yesus, marilah sekarang kita melihat kemanusiaan Yesus. 

"Mengapa kemanusiaan Yesus penting?"


Kemanusiaan Yesus adalah sama pentingnya dengan keilahian Yesus. Yesus lahir sebagai manusia ketika masih benar-benar ilahi. Konsep kemanusiaan Yesus yang berada bersamaan dengan keilahian-Nya sulit dipahami pikiran manusia yang terbatas. Namun demikian, hakekat Yesus adalah sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah-merupakan sebuah fakta yang Alkitabiah. Ada orang-orang yang menolak kebenaran-kebenaran Alkitab dan menyatakan bahwa Yesus adalah manusia biasa, tapi bukan Tuhan. Pandangan lainnya menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi bukan manusia. Kedua pandangan ini salah dan tidak Alkitabiah.


 
1
Yesus harus dilahirkan sebagai manusia karena beberapa alasan. Salah satu alasan diuraikan didalam Galatia 4: 4-5: “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.  Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak."  Hanya seorang manusia dapat "lahir di bawah hukum”. Tidak ada hewan atau malaikat yang "berada di bawah hukum." Hanya manusia yang 'lahir di bawah hukum', dan hanya seorang manusia yang bisa menebus manusia lain yang lahir di bawah hukum yang sama. Manusia lahir di bawah hukum Allah, dan semua manusia telah bersalah melanggar hukum Allah itu. Hanya Manusia_Allah yaitu Yesus Kristus - yang sempurna dan yang tidak berdosa– yang secara sempurna dapat menjaga hukum dan dengan sempurna memenuhi hukum, sehingga dapat menebus kita dari kutukan dosa. Yesus telah menyelesaikan penebusan kita di kayu salib, dosa-dosa kita ditimpakan kepadaNya, agar kita dapat dibenarkan (Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. 2 Korintus 5:21).
 2
Alasan lain Yesus harus menjadi manusia sepenuhnya adalah bahwa Allah menetapkan perlunya penumpahan darah untuk pengampunan dosa (Imamat 17:11; Ibrani 9:22). Darah hewan, meskipun diterima secara sementara sebagai bayangan dari darah sempurna Manusia_Allah, tidak cukup untuk pengampunan dosa secara permanen "Sebab tidak mungkin darah lembu atau darah kambing menghapuskan dosa." ( Ibrani 10: 4). Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang sempurna, telah mengorbankan kehidupan manusia-Nya dan menumpahkan darah manusia-Nya untuk menutupi dosa-dosa semua manusia yang percaya kepadaNya. Jika Yesus tidak lahir/datang sebagai manusia, maka hal ini tidak mungkin dapat terjadi.

3
Selanjutnya, kemanusiaan Yesus memungkinkan Dia untuk bersimpati/memahami keberadaan manusia dengan yang tidak pernah dapat dilakukan malaikat maupun hewan. "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibrani 4:15). Hanya manusia yang dapat memahami/bersimpati kelemahan-kelemahan manusia dan godaan-godaan yang dihadapi manusia. Jadi didalam kemanusiaan-Nya, Yesus menjadi sasaran semua jenis cobaan yang kita hadapi, dan karena itu, Dia dapat bersimpati dengan kita dan untuk dapat membantu kita. Dia telah dicobai; Dia telah dianiaya; Dia miskin; Dia telah sangat dihina; Dia telah menderita kesakitan fisik; dan Dia telah mengalami kengerian penderitaan dan kematian yang paling kejam. Hanya manusia yang dapat mengalami hal-hal ini, karena itulah maka Allah datang sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus.

4
Akhirnya, adalah penting bahwa Yesus harus menjadi manusia karena kebenaran yang merupakan prasyarat untuk keselamatan. Menyatakan bahwa Yesus telah datang dalam daging (menjadi manusia) merupakan tanda roh yang dari Tuhan, sementara antikristus dan semua pengikutnya akan menyangkali Yesus. ("Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia."1 Yohanes 4: 2-3).


Yesus telah datang menjadi manusia; Dia mampu bersimpati dengan kelemahan-kelemahan manusia; Darah manusia-Nya telah ditumpahkan untuk dosa-dosa kita; dan Dia adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. 
Ini adalah kebenaran Alkitab yang tidak bisa dipungkiri.



Sumber : GotQuestions.org