About Me
- Unknown
Category List
- 7 I Am
- Abraham
- anugerah
- ascencion
- bible reading
- doa
- fasting
- hukum Kristus
- hukum Taurat
- Jum'at Agung
- kasih
- Kekerasan dalam PL
- kemerdekaan
- kenaikan
- lahir baru
- makanan halal
- Natal
- neraka
- new birth
- Paskah
- Paulus
- Pemahaman Alkitab
- penciptaan
- pendamaian
- Penjelasan
- Perang
- puasa
- regeneration
- reinkarnasi
- rekonsiliasi
- renungan
- Series
- Surga
- tahun baru
- Yesus Kristus
Doa Pengakuan Daniel
Dari sini kita dapat mengambil satu prinsip. Apakah kita mengetahui pikiran Tuhan? Lalu bagaimana kita dapat mengetahui pikiran Allah, apakah dari para ahli filsafat dunia ini? Hanya ada satu sumber di mana kita dapat menemukannya, yaitu di dalam firman Allah, bukan dalam Taurat karena Taurat berkaitan dengan Israel, bahkan bukan dalam sejarah Israel dan banyaknya pelajaran yang dapat kita pelajari di sana,tetapi di dalam Perjanjian Baru yang secara khusus berbicara tentang posisi, hak-hak istimewa dan tanggung jawab orang Kristen di dunia ini. Di sinilah kita dapat belajar tentang pikiran Tuhan, dan ketika kita belajar serta mencari kasih karunia untuk mematuhinya maka berkat Tuhan datang. Jadi Daniel segera mengetahui bahwa waktunya telah tiba. Dia selalu sesuai dengan pikiran Allah, tetapi sekarang dia tahu bahwa saat yang telah ditentukan itu telah tiba, sehingga ia mengarahkan wajahnya dengan ketekunan yang sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan tentang hal khusus itu.
Bagaimana dengan kita secara kelompok baik dalam persekutuan-persekutuan atau dalam gereja, dan secara individual, akankah salah satu dari kita berani berdiri dan mengaku bahwa kita tidak menyimpang? Saya rasa tidak. Dan saya dapat meyakinkan anda bahwa saya akan segera bergabung dengan anda jika anda berdiri untuk mengakui bahwa anda telah gagal mentaati Allah. Saya juga dan saya menyesal. Setiap kegagalan kita, secara moral, secara gerejawi, atau cara lain apapun akan merusak kesaksian kita sebagai orang-orang Kristen. Jangan sampai kita berpikir bahwa kita dapat berbuat dosa atau gagal mentaati Allah dengan cara apapun tanpa konsekuensi akan adanya penghukuman. Kegagalan kita dalam mentaati Allah merusak kesaksian Kristen di dunia ini. Hal ini sangat serius.
Perhatikan bahwa Daniel mengatakan, "raja-raja telah gagal". Siapakah raja-raja? (Saya sekarang mengacu pada persekutuan/gereja Kristen). Mereka adalah orang-orang yang merupakan pemimpin, orang-orang yang seharusnya menyampaikan pikiran Allah tanpa memihak manapun/siapapun; raja-raja bertahta seharusnya untuk menegakkan firman Allah. Saya memakai kata 'menegakkan' bukan dalam arti bahwa seorang pemimpin harus memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi menyampaikan firman Allah kepada umat Allah, dan bagaimana melakukan kehendak Allah di zamannya. Daniel mengatakan, 'raja-raja kami telah gagal'. Benarkah demikian? Saya pikir hal ini benar. Mempertimbangkan para raja, orang-orang berpengaruh di antara umat Allah, orang-orang yang menempati tempat yang diberikan kepada mereka oleh Allah. Kita sering membaca dalam kitab Bilangan, raja diajukan sebagai orang yang diberikan arahan oleh Allah untuk melakukan hal-hal tertentu bagi-Nya. Dan raja-raja ini telah gagal. Tidak hanya para raja dan penguasa yang gagal, tetapi semua orang – setiap dividu, termasuk kita. Contohnya, Kefas salah satu yang dipandang sebagai salah satu ‘sokoguru jemaat’. Tetapi sebagai sokoguru/panutan, ia gagal, ia telah menyesatkan orang-orang kudus, sehingga bahkan Barnabas terseret oleh kemunafikannya (“Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.“ Galatia 2:9-13).
Kegagalan pada masa Daniel tidak terjadi hanya ketika Daniel berada di Babel, demikian pula halnya segala kemerosotan yang kita hadapi saat ini tidak terjadi dalam semalam; alasannya sangat sederhana, karena firman Allah telah diabaikan! “kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu" kata Daniel. 'Ketika firman Allah diproklamasikan secara jelas dan dengan kuasa, tidak ada seorangpun yang memperhatikan, mereka begitu sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan mengabaikan firman Allah. Ketamakan terlihat pada diri Akhan ketika mereka memasuki tanah perjanjian (Yosua 7), ia rakus akan kekayaan, kita juga dapat melihat hal itu di awal periode gereja, pada diri Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5), dan banyak lagi kejahatan manusia akibat mengabaikan firman Tuhan. Maka tidak heran jika tangan murka Allah ada atas kita. Karena itu, marilah kita mengakui serta merendahkan diri kita di hadapan Allah. Biarlah kita tidak menilai orang lain, melainkan memeriksa diri kita masing-masing, hati nurani kita masing-masing, dan dengan kerendahan hati menundukkan diri kita masing-masing di hadapan Allah.
Semoga Tuhan membantu kita agar menjadi lebih giat lagi melatih diri kita dalam hal berdoa. Berdoa dengan sikap yang benar, keinginan yang benar, dan menjalani hidup yang memberi kekuatan pada doa-doa kita, sambil menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali untuk bertemu denganNya muka dengan muka.