About Me
- Unknown
Category List
- 7 I Am
- Abraham
- anugerah
- ascencion
- bible reading
- doa
- fasting
- hukum Kristus
- hukum Taurat
- Jum'at Agung
- kasih
- Kekerasan dalam PL
- kemerdekaan
- kenaikan
- lahir baru
- makanan halal
- Natal
- neraka
- new birth
- Paskah
- Paulus
- Pemahaman Alkitab
- penciptaan
- pendamaian
- Penjelasan
- Perang
- puasa
- regeneration
- reinkarnasi
- rekonsiliasi
- renungan
- Series
- Surga
- tahun baru
- Yesus Kristus
Berdoa Seperti Daniel
Perasaan putus asa dan kecewa begitu mempengaruhi saya, tetapi kedua hal ini berada di luar kendali saya, dan ini membuat saya ingin mencari kenyamanan yang dapat saya kendalikan, yaitu makan. Sehingga saya makan dan makan. Bagi beberapa orang, makan ketika sedang putus asa dan sedang mengalami kekecewaan berat sepertinya merupakan cara mudah untuk mendapatkan kenyamanan.
Namun dalam situasi ini, apa yang terasa menghibur di mulut, tidak mengurangi rasa putus asa dan kekecewaan hati saya.
Dalam Daniel 6:11, Daniel baru saja mendengar bahwa jika ada orang yang tertangkap sedang berdoa (menyembah) kepada siapapun selain menyembah Raja Darius, maka mereka akan dilemparkan ke lubang singa. Kandang singa berisi singa-singa lapar adalahsebuah lubang mengerikan bagi orang-orang hukuman pada saat itu! Tapi reaksi Daniel pada saat itu benar-benar menakjubkan.
Dia pulang ke rumah, membuka jendela, dan berdoa seperti biasa. Jelas dia melakukan hal ini bukan karena ia merasa baik. Sebaliknya, dia sedang diperhadapkan pada bahaya. Namun, dia tetap tunduk kepada Allah dengan tetap berdoa dan hanya menyembah Allah saja.
Kita mungkin mengira bahwa doanya kira-kira akan berbunyi seperti ini :
"Tuhan, ini sungguh tidak adil Bukankah aku setia padaMu selama ini!"
"Tuhan, hal ini terlalu berat untuk aku tanggung!"
"Tuhan, tolong hancurkan musuh-musuhku dan musnahkan mereka!"
"Tuhan, aku tidak dapat mengatasi permasalahan ini tanpa makan enak, tanpa fasilitas yang tepat, tolong sediakan semua itu karena aku membutuhkannya!"
Tetapi ternyata tidak demikian! Doa Daniel ketika itu sungguh berbeda dengan doa-doa egois manusia pada umumnya.
Apa yang Daniel doakan ketika itu sungguh merupakan pelajaran yang kuat bagi saya.
Daniel 6:11b mengatakan bahwa Daniel “berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."
Reaksi Daniel terhadap keadaan pada saat itu begitu kebalikan dari reaksi kebanyakan dari kita ketika diperhadapkan pada situasi yang sama, hal ini menjadi suatu teguran dan membuat saya merenungkannya. Reaksi awal kita terhadap sesuatu biasanya merupakan hasil kebiasaan dalam hidup kita. Daniel telah membuat ‘berlutut, berdoa memuji Allahnya’ sebagai kebiasaan hidupnya.
Karena Daniel adalah orang yang terbiasa bersyukur, maka ‘hakekat Allah dan bagaimana Allah mampu menyediakan’ merupakan arah dan inti dalam hati dan kehidupannya-bahkan ketika Daniel berada di tengah-tengah situasi tak terkendali sekalipun.
Saya begitu tertantang dan terinspirasi oleh reaksi Daniel. Kehidupan doa Daniel membuat saya mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti ini kepada diri saya: Kemana saya lari ketika tekanan hidup menghimpit saya? Apakah atau siapakah yang saya andalkan dalam kehidupan saya? Apakah saya memiliki kebiasaan memegangi rasa bersalah dalam pergumulan hidup saya? Apakah yang mungkin terjadi jika saya berhenti melarikan diri pada kenyamanan semu dan mulai mengubah cara pandang saya dengan mulai menerapkan sikap / kebiasaan mengucap syukur?
Hidup akan penuh ‘lubang/lembah’ kekecewaan, kesulitan, kepahitan, tantangan, kesedihan dan lain-lain. Tetapi tidak berarti bahwa kita harus menjadi penghuni ‘lubang/lembah’ kekelaman itu atau berjuang sendiri mengandalkan kekuatan kita sendiri yang jelas sangat terbatas. Kita lemah dan terbatas, tetapi Tuhan kuat dan tidak terbatas. Kita tak mampu, tetapi Tuhan mampu. Marilah kita meneladani Daniel, melatih diri dengan mebiasakan diri kita untuk selalu mengucap syukur dalam segala situasi dan kondisi. Mempersilahkan Tuhan, sebagai pusat dan Penguasa hidup kita, untuk mengarahkan hidup kita hanya kepadaNya.
Sumber : What did Daniel pray? oleh Lysa TerKeurst untuk proverbs31.org