About Me
- Unknown
Category List
- 7 I Am
- Abraham
- anugerah
- ascencion
- bible reading
- doa
- fasting
- hukum Kristus
- hukum Taurat
- Jum'at Agung
- kasih
- Kekerasan dalam PL
- kemerdekaan
- kenaikan
- lahir baru
- makanan halal
- Natal
- neraka
- new birth
- Paskah
- Paulus
- Pemahaman Alkitab
- penciptaan
- pendamaian
- Penjelasan
- Perang
- puasa
- regeneration
- reinkarnasi
- rekonsiliasi
- renungan
- Series
- Surga
- tahun baru
- Yesus Kristus
Blog Archive
-
▼
2016
(90)
-
▼
April
(10)
- Jika Yesus Allah, mengapa Ia berkata "Bapa lebih b...
- Allah Tidak Berubah dan Inkarnasi Yesus Kristus
- Jika Yesus adalah Allah, mengapa Ia mengatakan 'Ta...
- Jika Yesus Allah, Mengapa Ia tidak mengetahui tent...
- Jika Yesus adalah Allah, bagaimana Dia berdoa kepa...
- Jika Yesus adalah Allah, mengapa Dia menyebut Alla...
- Jika Yesus adalah Allah, dan Yesus mati disalib, a...
- Arti Salib
- Siapakah yang menyalibkan Yesus?
- Kebangkitan Tubuh Kristus
-
▼
April
(10)
Kebangkitan Tubuh Kristus
Namun, sebagian besar jemaat Korintus mengerti bahwa kebangkitan Kristus adalah kebangkitan tubuh dan bukan kebangkitan spiritual/roh. Karena kebangkitan berarti "bangkit dari kematian"; artinya sesuatu yang mati menjadi hidup kembali. Mereka memahami bahwa semua roh/jiwa adalah abadi/kekal dan pada saat mati segera pergi untuk bersama Tuhan (2 Korintus 5:8). Dengan demikian, kebangkitan "spiritual/roh" akan tidak masuk akal, karena roh tidak mati dan karena itu tidak dapat dibangkitkan. Selain itu, mereka sadar bahwa Kitab Suci, serta Kristus sendiri, menyatakan bahwa tubuh-Nya akan bangkit kembali pada hari ketiga. Alkitab juga menjelaskan bahwa tubuh Kristus tidak akan mengalami/melihat pembusukan (Mazmur 16:10; Kisah Para Rasul 2:27), maka adalah tidak masuk akal jika tubuh Kristus tidak dibangkitkan. Terakhir, Kristus dengan tegas mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa tubuh-Nya yang dibangkitkan: "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." (Lukas 24:39).
Sekali lagi, bagaimanapun, kekhawatiran jemaat Korintus adalah mengenai kebangkitan mereka sendiri. Karena itulah Paulus berusaha meyakinkan jemaat Korintus bahwa karena Kristus telah bangkit dari antara orang mati, mereka juga akan bangkit dari antara orang mati pada suatu hari nanti, dan bahwa kedua kebangkitan itu – yaitu kebangkitan Kristus dan kebangkitan kita - harus berdiri bersama-sama atau jatuh bersama-sama, karena "Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan." (1 Korintus 15:13).
"Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." (1 Korintus 15:20-22).
Ketika Yesus Kristus dibangkitkan, Ia menjadi "buah pertama" dari semua yang akan dibangkitkan (lihat juga Kolose 1:18 “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.”). Israel tidak dapat sepenuhnya memanen hasil bumi milik mereka hingga mereka membawa contoh perwakilan (buah pertama) kepada para imam sebagai persembahan bagi Tuhan (Imamat 23:10). Ini adalah apa yang Paulus katakan dalam 1 Korintus 15: 20-22; kebangkitan Kristus sendiri adalah "buah pertama" dari kebangkitan "panen" orang-orang mati yang percaya. Bahasa yang digunakan Paulus untuk kata "buah pertama" menunjukkan sesuatu untuk mengikuti, dan sesuatu di sini berarti pengikut-Nya - sisa panen ‘hasil bumi’’. Inilah bagaimana kebangkitan Kristus menjamin kita. Memang, kebangkitan-Nya menjadikan adanya kebangkitan kita.
Dan untuk meredakan kekhawatiran mereka mengenai hubungan roh dengan tubuh fisik yang dianggap tidak diinginkan, Paulus menjelaskan kepada mereka sifat tubuh kebangkitan dan bagaimana tubuh kebangkitan itu akan berbeda dari tubuh duniawi. Paulus menyamakan tubuh duniawi kita yang telah meninggal dengan "benih," dan Tuhan akhirnya akan memberikan tubuh lain (1 Korintus 15:37-38) seperti tubuh kebangkitan Kristus yang mulia (1 Korintus 15:49; Filipi 4:21). Memang, seperti halnya dengan Tuhan kita, tubuh kita yang sekarang mudah rusak, tidak mulia, lemah, dan secara alami pada suatu hari akan dibangkitkan ke dalam tubuh yang tidak dapat binasa, mulia, kuat, dan rohani (1 Korintus 15: 42-44). Tubuh rohani kita akan dilengkapi kesempurnaan untuk kehidupan supernatural Surgawi.