About Me
- Unknown
Category List
- 7 I Am
- Abraham
- anugerah
- ascencion
- bible reading
- doa
- fasting
- hukum Kristus
- hukum Taurat
- Jum'at Agung
- kasih
- Kekerasan dalam PL
- kemerdekaan
- kenaikan
- lahir baru
- makanan halal
- Natal
- neraka
- new birth
- Paskah
- Paulus
- Pemahaman Alkitab
- penciptaan
- pendamaian
- Penjelasan
- Perang
- puasa
- regeneration
- reinkarnasi
- rekonsiliasi
- renungan
- Series
- Surga
- tahun baru
- Yesus Kristus
Kemerdekaan sejati di dalam Kristus
Tetapi seorang budak Kristus sama sekali jauh dari keadaan tertindas, menjadi budak Kristus berarti benar-benar dianugerahi kemerdekaan. Kita adalah budak Kristus karena telah dibeli/ditebus oleh darah-Nya, bukan untuk diperbudak tetapi dianugerahi kemerdekaan. Kita telah dibebaskan dari dosa oleh Anak Allah yang mengatakan, "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka" Yohanes 8:36. Karena itu, orang Kristen benar-benar dapat mengatakan, seiring dengan Rasul Paulus,"Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut." Roma 8: 1-2. Kita sekarang mengetahui kebenaran dan kebenaran itu telah memerdekakan kita (Yohanes 8:32). Paradoksnya, melalui perbudakkan kita kepada Kristus, kita juga menjadi anak-anak dan para ahli waris dari Allah yang Maha Tinggi (Galatia 4: 1-7). Sebagai ahli waris, kita beroleh bagian warisan – yaitu hidup kekal - yang telah Allah anugerahkan kepada semua anak-anak-Nya. Ini adalah hak istimewa melampaui harta duniawi yang pernah dapat kita warisi, sedangkan dalam perbudakan dosa manusia mewarisi hanya kematian rohani dan kekekalan di neraka.
Selain itu, sering kita tidak menyadari bahwa kita telah disalibkan dengan Kristus (Galatia 2:20) dan bahwa kita telah dilahirkan kembali sebagai manusia yang sepenuhnya baru (2 Korintus 5:17). Kehidupan Kristen salah satunya berarti mati bagi diri sendiri dan bangkit untuk "menjalani hidup yang baru" (Roma 6: 4), dan bahwa kehidupan baru ditandai dengan pikiran-pikiran tentang Allah yang telah menyelamatkan kita, bukan pikiran –pikiran daging yang telah mati disalibkan dengan Kristus. Ketika kita terus berpikir tentang diri kita sendiri dan memanjakan keinginan daging dalam dosa-dosa yang sebenarnya kita sudah dibebaskan, pada dasarnya kita membawa mayat, penuh kebusukan dan kematian. Satu-satunya cara untuk sepenuhnya mengubur mayat itu adalah dengan kuasa Roh Allah yang merupakan satu-satunya sumber kekuatan kita. Kita memperkuat hakekat manusia baru dengan terus memberi makan dengan Firman Tuhan, dan melalui doa kita dapat memperoleh kekuatan yang kita perlukan untuk dapat melarikan diri keinginan untuk kembali kepada kehidupan lama yang penuh dosa. Maka kita akan menyadari bahwa status baru kita sebagai budak Kristus adalah satu-satunya kemerdekaan yang sejati, dan kita akan menerima kuasa-Nya agar "dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya." (Roma 6:12).