,

Yesus Kristus: Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan


 

Gelar ‘Raja di atas segala raja’ (‘King of kings’) digunakan dalam Alkitab sebanyak enam kali. Gelar ini satu kali diterapkan kepada Allah Bapa (1 Timotius 6:15), dan dua kali diterapkan kepada Tuhan Yesus (Wahyu 17:14; 19:16). Tiga lainnya (Ezra 7:12; Yehezkiel 26:7; Daniel 2:37) mengacu ke Artahsasta atau Nebukadnezar, raja-raja yang menggunakan ungkapan untuk menyatakan kedaulatan mutlak mereka atas kerajaan mereka masing-masing (Persia dan Babel). Ungkapan tuan dari segala tuan digunakan dengan sendirinya dalam Kitab Suci dua kali dan mengarah pada Allah Bapa (Ulangan 10:17; Mazmur 136: 3).


Dalam Wahyu 19:16 Yesus diberi gelar lengkap "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan" (Sebelumnya dalam Wahyu 17:14 menyatakan : "Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja").  Gelar ini menunjukkan seseorang yang memiliki kekuatan untuk menjalankan kekuasaan mutlak atas semua kerajaan -Nya. Dalam hal Tuhan Yesus, kerajaan-Nya adalah semua ciptaan. Di dalam penglihatan Yohanes, Yesus sedang datang kembali untuk menghakimi dunia dan mendirikan kerajaan-Nya di bumi, sebagaimana yang Dia nyatakan dalam Markus 13:26 “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.”

Ketika Yesus disebut "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan," itu berarti bahwa, pada akhirnya, semua pemimpin lainnya akan ditaklukkan atau dimusnahkan, dan Yesus sendiri akan menjadi pemerintah tertinggi sebagai Raja dan Tuan atas seluruh bumi. Tidak ada kekuatan apapun, tidak ada raja dan tak ada tuan manapun yang dapat menang atau mampu menentang-Nya. 


Ada banyak sekali referensi tentang kekuasaan mutlak Yesus dan keunggulan-Nya diatas para penguasa lainnya dalam seluruh Kitab Suci.

Berikut ini kami sebutkan hanya beberapa referensi saja:


Yesaya 40:23-24 mengatakan bahwa Tuhan “membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja". Ia meniup mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami.

Penglihatan Daniel tentang ‘anak manusia’ dalam Daniel 7:13-14 adalah tentang yang ia sebut "Yang Lanjut Usianya" yang berkuasa secara kekal atas semua orang, atas segala bangsa dan atas segala bahasa.

Di dalam Perjanjian Baru, kita mendapatkan tampilan yang lebih baik tentang Dia melalui ayat-ayat ini:

Penulis kitab Ibrani berbicara tentang Tuhan Yesus: "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, " (Ibrani 1:3).
Ayat berikutnya (ayat 4) berbicara tentang Yesus sebagai "jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.” Jelas, kekuasaan Tuhan Yesus atas ciptaan adalah mutlak.

Paulus menyatakan hal yang sangat penting yaitu bahwa Yesus telah merendahkan diriNya selama dalam pelayanan-Nya di bumi dan bahwa penghinaan yang dialami Yesus akan menghasilkan pemuliaan. Dalam Filipi 2:5-8, Paulus membahas sejauh mana pengorbanan yang harus dialami oleh Yesus untuk menebus orang-orang berdosa ("Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.) ; ketaatan Yesus yang sempurna adalah alasan bahwa “Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11).


Seorang Hamba yang Menderita  menjadi Raja atas segala raja (lihat Yesaya 53:10-12 :
10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak).


Akhirnya, dalam kitab Wahyu kita melihat kerajaan Yesus dinyatakan. 


  • Dalam pasal 5, Anak Domba (Yesus) adalah satu-satunya dari semua ciptaan yang layak untuk membuka gulungan kitab yang berisi hukuman Allah (ayat 2b "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" 3 Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. 5b Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya").
  • Dalam pasal 11, kita mendengar suara-suara di surga memberitakan bahwa kerajaan dunia telah menjadi kerajaan Kristus dan bahwa Dia akan memerintah selama-lamanya (ayat 15 Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.").
  • Dalam pasal 12, kita membaca bahwa otoritas Kristus adalah apa yang menyebabkan Setan dilemparkan ke bumi (ayat 9-10).
  • Dalam Wahyu 17: 12-14, Anak Domba yaitu Yesus Kristus akan mengalahkan mereka, dan Yohanes menekankan bahwa Yesus  mengalahkan semuanya karena Dia adalah Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.   
  • Akhirnya, dalam pasal 19, kita dapat membaca bagaimana Yesus datang dengan penuh kemenangan untuk menghancurkan bangsa-bangsa dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa, Yesus memiliki kewenangan untuk melakukannya karena Dia adalah Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan (ayat 11-16) .


Pada dasarnya, Yesus sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuanberarti menyatakan bahwa tidak ada otoritas lain yang lebih tinggi. Pemerintahan-Nya atas segala sesuatu adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan menempatkan-Nya di atas segala sesuatu, "jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu."(Efesus 1: 21-23).
Sumber : GotQuestions.org

Leave a Reply